Ende, Vox NTT-Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas III Kupang, Putu Alit Sudarma menyatakan, pihaknya kini sedang mengantisipasi penyebaran penyakit lama yang kembali muncul (reemergence) dan penyakit baru (new emergency).
Menurut Sudarma, wabah virus corona atau Covid-19 dikategorikan sebagai penyakit baru atau new emergency. Sebab, penyakit ini baru muncul di akhir tahun 2019 dan di luar dari perkiraan manusia.
“Kita semua tahu bahwa pada bulan November 2019, dunia belum mengenal Covid-19. Nah, Covid ini termasuk penyakit new emergency,” katanya kepada wartawan di Ende, Rabu (26/08/2020).
Ia menambahkan, tugas KKP untuk mencegah penyakit menular dari dan ke Indonesia melalui pelabuhan laut, bandar udara dan daerah lintas batas wilayah.
Penyakit yang dicegah adalah penyakit lama yang datang kembali (reemergence) dan penyakit baru atau disebut new emergency.
Tantangan saat ini, terang Sudarma, ialah proses perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat lain atau pelaku perjalanan yang biasanya sering diikuti oleh penyakit yang diidap baik melalui darat, laut dan udara.
Para pelaku perjalanan disarankan untuk menjalani proses screening suhu tubuh. Para pelaku perjalanan nasional harus rapid test dilengkapi dengan surat keterangan bebas Covid berbasis rapid test.
“Untuk mengantisipasi ini, kami tidak bisa kerja sendiri. Jadi kita libatkan banyak pihak termasuk Pelindo, unsur keamanan dan pemerintah. Jadi harus bekerja sama, yang paling penting bahwa semua unsur harus terlibat untuk mencegah penyakit emergency yang menganggu kesehatan masyarakat,” katanya.
Ketua Panitia Kegiatan Sosialisasi dan Penyusunan Rencana Kontijensi Penanggulangan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat, Yohanes Baki menyatakan data kunjungan orang dan barang ke Kabupaten Ende melalui pelabuhan meningkat setiap tahun.
Pelabuhan Laut Ende dan Ipi merupakan salah satu pintu masuk (point of entry) terbesar di Kabupaten Ende.
Berdasarkan data dari KKP Wilker Pelabuhan Laut Ende pada Tahun 2018 jumlah kedatangan kapal sebanyak 734 kapal, keberangkatan kapal sebanyak 708 kapal.
Sementara, kedatangan penumpang Tahun 2018 sebanyak 36.825, keberangkatan penumpang sebanyak 33.125 dan kedatangan ABK Tahun 2018 sebanyak 16.413, keberangkatan ABK sebanyak 16.423.
Kemudian Tahun 2019 jumlah kedatangan kapal meningkat sebanyak 757 kapal, keberangkatan kapal sebanyak 757 kapal. Jumlah kedatangan penumpang sebanyak 45.099, keberangkatan penumpang sebanyak 40.327.
Menurut Yohanis, data kunjungan ini akan terus meningkat setiap tahunnya. Sebagai pintu masuk terbesar, maka Pelabuhan Laut Ende berpotensi terhadap ancaman penyebaran penyakit yang meresahkan masyarakat melalui media alat angkut, orang dan barang.
Menanggapi itu, Bupati Ende H. Djafar H. Achmad dalam sambutannya mengatakan bahwa pelabuhan ialah salah satu sarana transportasi yang memiliki risiko terjadinya penularan penyakit yang berpotensi wabah maupun kondisi kedaruratan lainnya.
Mengingat Kabupaten Ende memiliki potensi pariwisata, kemudian berpotensi besar atas risiko penyebaran penyakit maka diharapkan untuk meningkatkan sistem kewaspadaan.
Selain itu, langkah untuk mendeteksi secara dini perlu dilakukan terhadap kasus penyakit yang kategori dalam Kedaruratan Kesehatan Masyarakat.
Bupati Djafar menambahkan, Covid telah melumpuhkan perekonomian serta dimensi kehidupan sosial. Oleh karenanya, diharapkan sinergisitas masing-masing unsur untuk menyusun dokumen perencanaan secara sistematis untuk dapat digunakan dalam upaya cepat tangkal, penyakit dan kondisi kedarurat lainnya.
“Kondisi ini tentunya tidak menyurutkan langkah semangat kita, namun kita perlu bangkit dan berjuang bersama melakukan terobosan-terobosan inovatif agar sektor perekonomian kita tetap berjalan,” kata Djafar dalam sambutan yang dibacakan Plt. Asisten I Setda Ende, Subhan Wanda.
Penulis: Ian Bala
Editor: Ardy Abba