Ruteng, Vox NTT- Salah satu elemen yang bergerak memenangkan pasangan Deno Kamelus dan Victor Madur (Deno-Madur) di Pilkada Manggarai 2020 ialah Komunitas ibu-ibu pemilih cerdas (Kipas).
Kipas adalah sebuah wadah yang menghimpun para ibu di Ruteng, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai.
Kipas secara resmi mendeklarasikan diri untuk mendukung dan bekerja memenangkan paket Deno-Madur di Karot Ruteny pada Minggu, 30 Agustus 2020 lalu.
Baca Juga: Suara Dukungan Kipas Menderu, Deno-Madur Bangga dan Senang
Koordinator Kipas Elisabet Leok menjelaskan, Kipas tidak hanya menampung kaum ibu, tetapi juga para pemudi di Ruteng yang usianya mencapai 17 tahun ke atas.
Kehadiran Kipas, kata dia, dalam rangka kepentingan politik Pilkada Manggarai 2020, terutama untuk mendukung dan memenangkan paket Deno-Madur.
“Kipas salah satu kelompok partisan ya untuk kepentingan Pilkada,” ujar Elisabet kepada VoxNtt.com di Ruteng, Sabtu (26/09/2020) malam.
Elisabet berkisah, titik star pendirian Kipas berangkat dari perbandingan jumlah pemilih pada Pilkada Manggarai 2020.
Menurutnya, ada perbandingan yang jauh antara pemilih perempuan dan laki-laki di Kabupaten Manggarai. Mayoritas jumlah pemilih, lanjutnya, dipegang oleh kelompok perempuan.
“Di situ kami melihat bahwa ini sesuatu kekuatan untuk kemenangan,” jelas Elisabet.
Elisabet juga berkisah, awal mula pra pembentukan Kipas, dia bersama teman-temannya senantiasa memantau persiapan ibu-ibu di Kota Ruteng dalam menyongsong Pilkada tanggal 09 Desember 2020 nanti.
Dia melihat banyak ibu-ibu di Ruteng, Kecamatan Langke Rembong bergerak dengan caranya sendiri. Cara itu menurutny,a cenderung parsial.
“Sehingga dengan demikian kami mencoba mendiskusikan bagaimana kalau perempuan-perempuan ini kita himpun dalam satu wadah,” ujarnya.
“Setelah awalnya kita berhasil himpun 12 orang, kita coba diskusi lebih intens dan menggagas nama Kipas,” lanjutnya.
Hingga kini, lanjut Elisabet, secara organisasi struktur organisasi Kipas belum terstruktur dengan baik. Hal itu dikarenakan oleh durasi waktu Pilkada yang sudah di depan mata.
“Kita mencoba dengan cara konvensional saja dulu,” tambah Elisabet.
Tekad Kipas
Elisabet menegaskan, sejak awal pembentukannya Kipas memiliki tekad yang sama.
Kesamaan tekad itu, lanjut Elisabet, mengantarkan Kipas untuk eksis sampai sejauh ini.
“Tekad kita adalah untuk memenangkan paket Deno-Madur,” ujar Elisabet.
Ia menambahkan pada momentum deklarasi Kipas pada akhir Agustus lalu, dirinya bersama seluruh anggota belum membuat kontrak politik secara resmi dengan pasangan yang diusungnya.
Namun secara informal, lanjut Elisabet, Kipas sudah membangun kontrak politik dengan pasangan Deno-Madur.
“Kemarin waktu deklarasi, Pak Deno sampaikan bahwa nanti setelah ini kita adakan Musrenbang untuk perempuan,” jelas Elisabet.
Momentum Musrenbang ini, lanjut Elisabet, akan digunakan oleh Kipas untuk menyuarakan kebutuhan perempuan di Kabupaten Manggarai.
Elisabet juga menceritakan bahwa Kipas memiliki talenta yang luar biasa. Talenta itu tidak hanya satu tetapi banyak. Hal itu dikarenakan keanggotaan Kipas yang berasal dari berbagai profesi.
“Ada yang petani, ada pengrajin dan sebagainya,” tambah Elisabet.
Seluruh kemampuan yang ada dalam Kipas tersebut, lanjut Elisabet, akan dibicarakan pada saat Musrenbang.
Bahkan menurutnya, nama Kipas ini bisa saja berubah dalam perjalanan waktu ke depan, tergantung situasi dan kondisi tertentu.
“Kipas, misalnya kumpulan ibu-ibu pemerhati anak stunting atau kumpulan ibu-ibu pemerhati anak sehat,” tegasnya.
Menurut dia, pada awal mula terbentuknya Kipas, keanggotaan yang dihimpun hanya 12 orang. Namun, jumlah itu mengalami peningkatan. Pada 30 Agustus yang lalu, lanjut Elisabet, jumlah anggota sudah mencapai 750 orang.
Jumlah ini mengalami peningkatan drastis dalam sebulan terakhir pasca Kipas resmi dideklarasi.
“Sekarang anggotanya sudah mencapai 2000 anggota. Itu di wilayah Langke Rembong saja,” terang Elisabet.
“Ke depan pasti ada penambahan anggota lagi. Karena memang selama ini setiap kali kunjungan paslon kita sekalian bentuk Kipas juga di sana. Macam Reo, kita diminta. Karena memang waktunya terbatas ya, nanti kita akan sesuaikan dengan zonasi paslon,” tukas Elisabet.
Penulis: Igen Padur
Editor: Ardy Abba