Mbay, VoxNTT- Kamis, 8 Oktober 2020 siang, puluhan ekor sampai terpantau tengah menikmati rerumputan kering di halaman kantor Bupati Nagekeo.
Seorang anggota Satuan Polisi Pamong Praja juga terpantau sibuk menghalau kawanan ternak itu.
Di Nagekeo, pertengahan bulan Oktober setiap tahun merupakan puncak musim kemarau. Rerumputan hijau yang biasanya membaluti area perbukitan, tidak ada lagi.
Krisis pakan ternak selama musim kemarau di Nagekeo menjadi pemicu kawanan sapi ini merangsek hingga menerobos masuk kawasan perkantoran Civic Center, Mbay.
Pemerintah Kabupaten Nagekeo sebenarnya telah mengantisipasi kebutuhan pakan ternak ini. Upaya tersebut dilakukan dengan membangun 15 unit rens ternak melalui program peningkatan produktivitas peternakan.
Ke-15 unit rens tersebut menyebar di empat kecamatan yakni Boawae, Aesesa, Aesesa Selatan, dan Wolowae.
“Salah satu fungsi rens ternak adalah menyediakan lahan penyediaan pakan bagi ternak,” ujar Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Dinas Peternakan Kabupaten Nagekeo, Kristoforus Rae, Rabu (14/10/2020).
“Tahun ini juga kita akan menambah dua rens lagi yang sementara dalam tahap survei investigasi desain atau SID,” lanjutnya.
Namun rens ternak tersebut, jelas Kristoforus, belum dilengkapi sejumlah fasilitas pendukung sehingga fungsinya belum optimal.
Antara lain, belum disediakannya fasilitas air minum ternak, jalan produksi, gudang pengawetan pakan, kandang jepit, pagar dan pos pemeriksaan kesehatan hewan.
Itu sebabnya, mayoritas peternak Nagekeo masih menggunakan cara-cara konvensional. Mereka melepasliarkan sapi untuk menghemat waktu dan tenaga, memudahkan proses perkawinan, dan memudahkan pencarian pakan.
Beternak secara konvensional menyebabkan gerombolan sapi kerap masuk ke ladang dan merusak tanaman milik warga termasuk menerobos pagar kantor pemerintahan di kawasan Civic Center, Mbay.
“Sapi-sapi yang berkeliaran di halaman kantor Bupati Nagekeo merupakan sapi yang diternak masyarakat setempat secara konvensional. Prakteknya masih terjadi hingga kini,” ujarnya.
Pelaksana tugas Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Nagekeo Apolloynaris Meo Una menambahkan, peternakan merupakan potensi andalan daerah itu.
Berdasarkan data instansi tersebut, jumlah populasi sapi yang tersebar di seluruh wilayah Nagekeo tahun 2019 berjumlah 27.698 ekor. Populasi sapi betina sebanyak 18.034 ekor atau hampir dua kali populasi sapi jantan yang berjumlah 9.664 ekor.
Masih dari data yang sama, jumlah populasi sapi di Kabupaten Nagekeo selama sepuluh tahun terakhir terus mengalami peningkatan, meski tidak signifikan.
“Ini adalah potensi peternakan yang kita akan kelola lebih maksimal lagi,” kata Apolloynaris.
Penulis: Patrick Romeo Djawa
Editor: Yohanes