Ruteng, Vox NTT- Para bakal calon gubernur (Bacagub) Nusa Tenggara Timur (NTT) diminta agar tidak hanya sibuk dengan urusan kemenangan.
“Kalau para cagub hanya sibuk merumuskan strategi pemenangan belaka, maka ia dengan sendirinya akan tersungkur ke dalam pemahaman dan praktek politik sebagai urusan perebutan kekuasaan, yang sarat dengan lying game (permainan menipu), intrik-intrik dan gesekan destruktif,” ujar Elias Sumardi Dabur, Sekretaris Jendral PAN Muda kepada VoxNtt.com melalui pesan WhatsApp, Sabtu (11/3/2017).
Menurut pria yang akrab disapa ESD tersebut, jika para Bacagub hanya sibuk dengan urusan kemenangan belaka dengan menggunakan cara-cara destruktif, maka ia bakal terganggu dan bisa berpotensi memecahkan konsentrasinya.
Sehingga pada saat menang dan berkuasa, ia akan menjalankan pemerintahan biasa saja tanpa ada terobosan-terobosan baru.
“Kita inginkan bahwa siapapun yang terpilih nantinya, berkuasalah dengan hormat,” kata ESD.
Komisaris PT Griya Apsari Persada itu menjelaskan, berkuasa dengan hormat berarti mengambil tanggungjawab secara utuh. Saat berkuasa pemimpin itu hanya dibalas dengan keharuman dan keabadian nama.
Karena itu dalam kerangka ini, lanjut ESD, para Bacagub hendaknya melakukan tiga hal penting. Pertama, ia harus digerakkan oleh visi-misi pembentukan ‘masyarakat terbaik’. Kedua, ia harus memahami bagaimana terminologi ‘masyarakat terbaik’ tersebut. Serta ketiga, ia harus mampu mengaktualisasikan ‘masyarakat terbaik’ itu.
Selain itu, para Bacagub juga diminta agar terlibat dalam diskusi, mendengar banyak masukan dan harapan, serta keperihatinan masyarakat NTT selama ini.
Lebih lanjut kata putra asli Manggarai itu, Pilgub NTT yang dilaksanakan pada Juni 2018 mendatang harus dingat dan dimaknai hanya fase antara, bukan tujuan akhir.
Karena itu, rangkaian aktivitas politik dan kampanye mulai dari pra dan pasca pemilihan dimaknai sebagai karya agung. Aktivitas politik itu juga merupakan karya sosial yang tujuan akhirnya mengarah kepada kebaikan bersama.
”Cagub-cagub hendaknya tidak menghindari pertanyaan-pertanyaan mendasar terkait kehendaknya menjadi Cagub. Seperti dikatakan oleh pemikir-pemikir demokrasi seperti John StuartMill yang juga diafirmasi oleh Amartya Sen bahwa demokrasi, sebagai pemerintahan oleh diskusi atau diskursus atau democracy as government by discussion,” tukas mantan Sekjen PP PMKRI itu. (Adrianus Aba/VoN)