Labuan Bajo, Vox NTT- Bupati Manggarai Barat (Mabar), Agustinus Ch Dula mengaku merasa sulit untuk mengatasi sampah di pinggir pantai di perairan Labuan Bajo. Seperti sampah yang selalu menumpuk di seputar pelabuhan, dermaga ASDP, dan Kampung Ujung, Labuan Bajo.
Hal itu disampaikan Agustinus Ch Dula kepada wartawan usai melakukan aksi bersih sampah, Sabtu (18/3/2017) pagi.
Dikatakannya, sampah-sampah yang ada di pinggir pantai mulai dari Pelabuhan Labuan Bajo hingga tempat pusat kuliner Kampung Ujung sampai saat ini sangat susah dipungut. Selain itu, pemerintah kabupaten (Pemkab) sampai saat ini sulit mendeteksi dari mana sampah-sampah yang berserakan itu.
Dia mengatakan, terkait persoalan sampah itu sudah dilaporkan kepada Menteri Lingkungan Hidup, Siti Nurbaya saat berkunjung ke Labuan Bajo beberapa pekan lalu.
Bupati Dula mengaku, Menteri Siti menyarankan agar Pemkab mengunakan sebuah alat khusus yang harganya mencapai Rp 1, 8 miliar. Alat tersebut nantinya untuk mengambil sampah-sampah yang ada di pingggir pantai itu.
“Selama ini, sampah-sampah yang ada di pinggir pantai itu menjadi Black Campaian terhadap persoalan sampah di Labuan Bajo. Sehingga, keberadaan sampah di pinggir pantai itu mau menunjukan bahwa Labuan Bajo Kota Sampah,” katanya.
Sampai saat ini Dula masih mencari suatu sistem yang baik sehingga tidak ada lagi sampah-sampah yang berada di pinggir pantai itu.
Pemkab Mabar merencanakan agar retribusi sampah ke depan akan diambil alih oleh Pemerintah Desa (Pemdes). Sehingga, Pemdes nantinya yang akan mengurus sampah yang tentunya akan melibatkan Dusun dan RT/ RW.
Dula juga menginginkan agar RT/RW khususnya dalam kota Labuan Bajo agar menghidupkan lagi peduli sampah. Itu dilakukan dengan menekankan angka kesadaran masyarakat untuk peduli sampah yang ada di sekitar rumah.
“Mudah-mudahan konsep menghidupkan RT/RW ini sebentar lagi mulai digalahkan. Apalagi Labuan Bajo sebagai Kota pariwisata tentunya sebagai Kota pariwisata persoalan sampah tidak ada,” ujar Gusti Dula. (Gerasimos Satria/VoN)