Labuan Bajo, Vox NTT- Dalam satu tahun ini, Presiden Republik Indonesia Ir. Joko Widodo beberapa kali mengunjungi Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT.
Dalam kunjungan bulan Maret 2022 lalu, Presiden Jokowi meresmikan dua proyek Nasional yaitu Puncak Waringin dan Batu Cermin.
Kala itu antusias masyarakat Labuan Bajo sangat tinggi. Bahkan di setiap jalan yang dilalui oleh presiden RI itu, masyarakat bersorak memanggil namanya.
Berbeda dengan kunjungan kali ini. Kehadiran Joko Widodo kali ini di Labuan Bajo disambut dengan begitu banyak persoalan.
Asosiasi Pelaku Pariwisata Adakan Aksi Tolak Kenaikan Harga Tiket ke TN Komodo
Wacana kenaikan harga tiket ke Komodo menjadi pemicu terhadap riakan protes dari pelaku pariwisata yang ada di Labuan Bajo.
Pemerintah provinsi melalui dinas Pariwisata NTT akan me-launching harga tiket senilai 3.750.000 per orang dan pembatasan pengunjung ke dua destinasi wisata, Pulau Komodo dan Pulau Padar akan dilaksanakan pada tanggal 29 Juli 2022 dan akan diterapkan pada tanggal 1 Agustus 2022 mendatang.
Kebijakan tersebut ditentang keras oleh para pelaku wisata yang ada di Labuan Bajo.
Upaya protes yang disampaikan oleh pelaku pariwisata mulai dengan RDP dengan Anggota DPRD Mabar, kegiatan sosialisasi Penerapan Daya Dukung Daya Tampung Berbasis Jasa Ekosistem Taman Nasional Komodo, sampai pada aksi unjuk rasa yang menghadirkan ribuan orang di Labuan Bajo pada Senin, 18 Juli 2022 lalu.
Buntut dari aksi tersebut adanya dugaan intimidasi oleh aparat keamanan terhadap salah seorang aktivis di Labuan Bajo, namun dugaan tersebut dibantah keras.
Dalam pemberitaan berbagai media rekaman Ketua Formapp Mabar memprovokasi masyarakat jelang kunjungan presiden ke Labuan Bajo.
Salah seorang sumber mengatakan, upaya dari beberapa gabungan aparat menemui beberapa aktivis yang ada di Labuan Bajo dalam upaya untuk menciptakan kondisi yang kondusif atas kehadiran Presiden Joko Widodo.
“Kami hanya membangun komunikasi saja dengan beberapa aktivis di Labuan Bajo, dan pendekatan itu agar kedatangan dari Bapak Presiden Jokowi tidak terganggu,” ungkap sumber itu.
Dikatakannya juga, Presiden Jokowi adalah sosok seorang pemimpin untuk membangun Kota Labuan Bajo menjadi cantik, maka dipandang perlu menjaganya dengan baik.
Tua Adat Cumbi dan Nalis Membentang Spanduk Minta Tolong ke Presiden Jokowi
Polemik lain terkait kondisi warga Cumbi dan Nalis yang merasa dirugikan terkait pembangunan jalan menuju Golo Mori, Labuan Bajo Manggarai Barat.
Niat mau menyampaikan keluhan lansung ke Presiden Joko Widodo terhambat oleh beberapa alasan yang sampai sekarang pun belum ada kejelasan.
Doni Parera salah seorang aktivis di Labuan Bajo yang mendampingi perwakilan masyarakat Cumbi dan Nalis menyampaikan, pihaknya sudah beberapa kali meminta kepada aparat keamanan untuk bertemu langsung Presiden Joko Widodo.
“Pada tanggal 18 Juli 2022 sore, kami menemui aparat TNI di Koramil komodo, untuk koordinasi rencana kami bersama warga Kampung Nalis dan Cumbi yang akan adakan aksi damai pembentangan spanduk di jalur yang akan dilalui presiden, namun tanggapan aparat keamanan supaya jangan lakukan aksi bentang spanduk, tapi bersurat secara resmi, agar bisa mereka buka jalan bagi warga untuk bertemu langsung dengan Presiden Jokowi,” ungkapnya.
Kemudian pada tanggal 19 Juli 2022, ia membawa surat permohonan untuk bertemu Presiden Jokowi yang ditandatangani oleh tua adat Kampung Nalis dan Cumbi.
“Pada tanggal 19 Juni 2022 sore pukul 18.00 Wita, saya datang membawa surat permohonan untuk bertemu RI 1 yang ditanda tangani oleh tetua Kampung Nalis Bapa David, dan tetua Cumbi Bapa Viktor. Setelah penyerahan, surat itu, kami disampaikan pesan agar tenang, dan percaya pada aparat. Kami percaya dan persiapkan diri untuk bertemu Presiden Jokowi,” jelasnya.
Setelah menyerahkan surat permohonan untuk bertemu Presiden Jokowi, Doni mendapat telepon dari Viktor tua adat kampung Nalis bahwa ada 4 orang yang berseragam TNI menemui dirinya untuk tidak melakukan aksi selama kunjungan Presiden Jokowi.
Atas informasi itu, Doni pun melakukan protes kepada aparat TNI di Labuan Bajo, kemudian ia diminta untuk bertemu dengan salah seorang pada petinggi KOREM.
“Saya jelaskan tuntutan kami, dan apa yang akan kami lakukan. Ditawarkan untuk bersurat saja, karena kecil kemungkinan untuk bisa bertemu Presiden. Kami masukkan surat, namun katakan tetap lakukan aksi pembentangan spanduk,” ucapnya.
Pada tanggal 21 Juli 2022 ia dan beberapa tokoh adat Cumbi dan Nalis berharap ada jawaban dari surat yang sudah masukkan untuk bisa bertemu Presiden Jokowi. Namun tidak ada jawaban.
Dengan beranikan diri Doni bersama masyarakat membentangkan Spanduk sambil melambaikan bendera merah putih saat iringan Presiden Jokowi menuju SPAM Wae Mese II.
Dalam aksi tersebut, tua adat Cumbi dan Nalis didampingi oleh Doni Parera menyampaikan aspirasi melalui tulisan spanduk yang berukuran 1x 3 meter.
Dengan berbunyi ” Presiden Yth. Rumah, Sawah dan Ladang Kami Dirampas untuk Proyek Strategis Nasional Tanpa Gandi Rugi.! Tolong Kami”.
Aksi itu langsung menyita perhatian Presiden Jokowi dan rombongan yang menuju SPAM Wae Mese II. Tak lama kemudian aparat keamanan langsung mengamankan perwakilan masyarakat Cumbi dan Nalis ke Polsek Komodo.
Sebelum diamankan oleh aparat gabungan, sempat adu argumen dengan Doni Parera dan juga tokoh masyarakat Cumbi dan Nalis.
Doni menanyakan ke aparat kepolisian perihal penangkapan tersebut, karena mereka merasa tidak menggangu lalulintas perjalanan.
“Kenapa kami ditangkap, kami tidak menggangu Presiden Jokowi, kami hanya mengibarkan Bendera dan membentang Spanduk agar Presiden Jokowi melihat kami,” ungkap Doni dengan nada kesal.
Namun ungkapan Doni Parera tidak digubris oleh aparat keamanan, dan langsung dimasukan ke dalam mobil Avanza warnah putih.
“Tangkap mereka, ini perintah,” ungkap seorang yang berpakaian preman dengan nada garang.
Sesampainya di Polsek Komodo, Doni bersama tua adat kampung Cumbi dan Nalis diamankan selama 2 jam kemudian diminta indentitas berupa KTP. Setelah itu, Doni dan kedua tua adat Cumbi dan Nalis dibiarkan pulang ke rumah.
Kontributor: SR
Editor: Ardy Abba