Kupang, Vox NTT – Ketua Umum Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Daerah (LPK3D) Provinsi NTT, Fransiskus Salem, menegaskan bahwa dewan juri Pesparani tingkat provinsi itu tahun 2022 akan bertindak fair dan profesional.
Penegasan Frans Salem ini menjawab pertanyaan-pernyataan dan keluhan dari sejumlah peserta Technical Zoom Meeting Pesparani Tingkat Provinsi NTT, Sabtu (06/08/2022) pagi, yang dipusatkan di Aula Kantor Dinas Kominfo Provinsi NTT, Jalan Palapa Kupang.
Berkaca dari pelaksaaan Pesparani Tingkat Provinsi NTT tahun 2018, ada sejumlah peserta dan official kontingen yang menyangsikan kualitas penilai dewan juri yang ditengarai syarat “pesan sponsor” dan atau tidak fair dalam menilai setiap penampilan peserta.
“Ini sekadar evaluasi dan mungkin jadi catatan bagi pelaksanaan Pesparani tingkat provinsi tahun 2022 agar para juri lebih bertindak jujur dan adil serta professional untuk semua peserta sehingga tidak ada kesan “pesan sponsor” untuk tim tertentu yang memenangkan kompetisi,” tegas Geradus peserta dari Ngada dalam forum itu.
Menurut Salem, Pesparani NTT harus jadi contoh nasional apalagi ini event ini adalah sebuah ekspresi kegembiraan bernuansa keagamaan dan ajak persaudaraan.
Maka dari itu siapapun jurinya harus mengedepankan filosofi persaudaraan ini secara benar, adil dan jujur bagi setiap kontestan.
“Kita ingin agar siapapun yang nantinya menjadi juara dalam pagelaran Pesparani tingkat Provinsi NTT itu didapatkan atas penilaian juri yang dilakukan secara benar, sportif dan memang pantas menjadi juara,” ujar mantan Sekda NTT ini.
Dia meminta dewan juri Pesparani 2022 harus bersikap objektif, jujur dan profesional karena memang mereka disumpah sebelum menjadi dewan juri.
“Itu artinya dosa juri tak bisa diampuni,” tegas Salem di hadapan Romo Sipri Senda yang adalah juga salah satu juri perlombaan tingkat provinsi dan nasional itu.
Frans Salem dalam sapaan awalnya memberi apresiasi yang tinggi untuk semua kontingen dari 22 kabupaten/kota yang berpartisipasi dalam kegiatan Pesparani tahun 2022.
Utamanya komitmen dan perjuangan bersama untuk menggelar Perparani di tengah resesi ekonomi nasional pascapandemi Covid-19.
“Saya memberi apresiasi tinggi untuk teman-teman kabupaten/kota, sama-sama berjibaku untk sukseskan kegiatan ini meski di sana sini kita kesulitan luar biasa terutama akses pembiayaan,” tegasnya.
Meski demikian, ia memotivasi semua kontingen dan official tim untuk tampil maksimal karena Pesparani tingkat provinsi menjadi gladi resik untuk pelaksanaan Pesparani tingkat nasional di Kupang pada 28 Okktober 2022.
NTT, katanya, harus tampil gagah dan percaya diri sehingga bisa menjadi juara umum dalam hajatan gerejani bergengsi tingkat nasional ini.
“NTT ingin juara juga secara nasional. Kita ingin juara secara sportif dan memang kita pantas menjadi juara,” ujarnya antusias.
Dia juga mengajak kerja keras panitia dan kekompakan semua delegasi untuk memberi hasil terbaik dalam hajatan kali ini.
Adapun Technical Meeting Pesparani tingkat provinsi kali ini dipimpin oleh Frans Salem didampingi dari Bidang Lomba, Drs. John Dekresano, MA, Romo Sipri Senda PR dan Wakil Ketua Panitia Lodovikus.
Hadir pengurus LP3KD kabupaten/kota di NTT serta puluhan panitia yang hadir secara offline di Aula Kantor Dinas Kominfo Provinsi NTT.
Virtual meeting ini difokuskan untuk membahas berbagai hal teknis terkait pelombaan, juri dan juga pengudian nomor bagi peserta. (VoN)