Kupang, Vox NTT- Selama dua hari berturut-turut yakni tanggal 21 sampai 22 Oktober, Sekolah Menengah Atas Katolik (SMAK), Giovanni Kupang melaksanakan kegiatan expo pendidikan.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk memperkenalkan siswa-siswi kepada sebanyak 21 kampus ternama di Indonesia.
Ketua Panitia Pelaksana Reineldis Agnes Sadipun menjelaskan, sebetulnya kampus yang diundang sebanyak 50. Hanya saja yang hadir dan memberikan respons positif sampai hadir di Kupang sebanyak 21.
“Kampus dari NTT ada dua, lainnya dari Bali, dan Jawa (Jakarta, Surabaya, dan Yogyakarta),” kata Reineldis kepada VoxNtt.com, Jumat (21/10/2022) pagi.
Menurutnya, kegiatan yang bertajuk expo pendidikan ini bukan hanya diikuti oleh pelajar di SMAK Giovanni.
“Kami, melalui Dinas Pendidikan Kota Kupang mengundang juga seluruh pelajar SMA di Kupang, sejak tadi pagi mereka ads yang datang dengan orang tua untuk cek latar belakang kampus,” ujar dia.
Reineldis menyebut ada beberapa kampus yang memiliki latar belakang program studi yang kekinian.
“Ada multimedia juga ada kampus yang punya program studi desainer. Nah itu tadi ada siswa yang minatnya ke sana,” katanya.
Pantauan VoxNtt.com, kegiatan ini dibuka langsung oleh Kepala Dinas P dan K NTT Linus Lusi.
Pada kesempatan itu, Linus sangat mengapresiasi SMAK Giovanni Kupang.
“Hajatan Expo Pendidikan bagian dari desain masa depan siswa siswi. Tanda suasana akademik memberi spirit positif dalam lembaga pendidikan. 21 kampus ternama datang melihat Giovani ke depan seperti apa. Kita tidak bicara soal expo terpisah. Ini adalah bagian dari pembelajaran,” ujar Linus.
Dia berharap, agar sekolah-sekolah lain di NTT, juga mengikuti model yang sama.
Sementara itu, Ketua Komite SMAK Giovanni, Marinus Jelamu juga turut hadir pada acara pembukaan.
Sebagai orangtua, mantan Karo Humas Pemprov NTT itu sangat menyambut baik kegiatan expo itu.
“Kami orangtua sangat dukung. Kami bisa datang untuk cek langsung kampus dengan anak anak kami. Kan bisa lihat minatnya apa,” katanya.
Kepala SMA Katolik Giovanni Kupang, RD. Drs. Stefanus Mau, Pr, menyebut kegiatan ini biasanya dilakukan setiap tahun.
Kekurangan kampus yang hadir, kata dia, disebabkan karena pandemi Covid-19.
Penulis: Ronis Natom
Editor: Ardy Abba