Borong, Vox NTT-Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai NasDem Manggarai Timur, David Sutarto, mengaku sedih setelah melintasi ‘jalur maut’ Benteng Jawa menuju Lompong, Desa Golo Lembur, Kecamatan Lamba Leda.
“Jujur saya sangat sedih melintasi jalur ini,” ujar David merespons usulan Aloysius Juni seroang warga yang mengikuti Reses Anggota DPRD Provinsi NTT Inosensius Fredy Mui di Kampung Lompong, Desa Golo Lembur, Sabtu (05/08/2023) sore.
Menurut David, ada dua wilayah di Kabupaten Manggarai Timur yang seolah belum merdeka. Padahal, sudah 77 tahun Indonesia merdeka dari penjajahan bangsa lain.
Kedua wilayah itu antara lain, Torok Golo di Kecamatan Rana Mese dan daerah Kecamatan Lamba Leda bagian timur. Torok Golo dan Lamba Leda bagian timur, kata dia, minim perhatian dari Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur. Infrastruktur jalannya sangat buruk dan tentu saja mengancam keselamatan pengendara.
“Betapa sakitnya lewat di jalan ini. Tugas pemerintah melayani rakyatnya, jadi tidak ada alasan tidak ada duit, tetapi ini soal hak-hak mendasar rakyat kita,” tegas David.
Dikabarkan sebelumnya, Natanael Nanja meringis. Mukanya masam karena kecewa dengan Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur (Matim).
Kekecewaan Nael, begitu akrab disapanya, bukan tanpa sebab. Saban hari aktivitasnya menjual ikan terus ditemani kisah miris oleh karena infrastruktur jalan yang buruk.
BACA JUGA: Ringis dan Rintih Warga Sebelah Wae Laing
Jalur yang kerap ia lalui saat berjualan ikan basah yakni, Benteng Jawa-Bawe di Kecamatan Lamba Leda, Kabupaten Manggarai Timur.
Titik terberat yang membuat Nael geram adalah sebelum memasuki jembatan Wae Laing, Desa Compang Mekar, Kecamatan Lamba Leda. Ruas ini memang beberapa tahun silam sudah diaspal, namun kini tinggal kenangan.
Sebab, aspal jalan tak kelihatan lagi, hanya sisa- sisa batu telfor. Itu pun menumpuk di mana-mana dan tidak beraturan lagi. Laju ban sepeda motor pun terhambat.
Dan, jika tidak hati-hati, maka nyawa menjadi taruhannya. Sebab, di sebelah jalan ada jurang yang panjang.
BACA JUGA: DPRD Dapil Lamba Leda Kerap Perjuangkan Jalan Rusak Blantuk- Wae Laing
Demi bertahan hidup, meski kecewa, Nael tetap menerobos titik terberat tersebut menjual ikan basah demi bertahan hidup.
“Jujur saya kecewa lihat jalan rusak ini pak, soalnya sudah lama rusak tapi tidak diperbaiki,” ujar Nael saat ditemui di sebelah jembatan Wae Laing, Senin (06/02/2023).
Kehidupan warga di sebelah timur jembatan Wae Laing memang semakin terimpit, karena jalan yang rusak parah. Mereka juga kerap merintih, namun tampaknya hingga kini tak digubris Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur.
Kerap Siapkan Sekam Padi
Kondisi jalan rusak parah pada beberapa titik di ruas Benteng Jawa- Bawe memang memprihatinkan. Kondisi ini tentu saja sangat mengganggu kenyamanan dan mengancam keselamatan pengendara yang melintas.
Bahkan sopir, misalnya, harus berjuang keras untuk sekadar melewati jalan yang rusak terutama di seputar Wae Laing.
Eufronis Weljon, seorang sopir mobil travel mengaku bertahun-tahun pengguna jalan yang rutin melewati jalan poros Benteng Jawa- Bawe mengeluh dengan kondisi jalan yang rusak parah.
Dari jalan berlubang tergenang air hujan yang turun deras hingga aspal jalan yang rusak dan hanya menyisakan batu telfor yang licin sudah menjadi sajian para sopir setiap hari.
Di musim penghujan, kata Roni-demikian Eufronis Weljon disapa- para sopir selalu menyiapkan sekam padi untuk siram di jalan.
Hal ini terpaksa dilakukan agar roda kendaraan bisa melaju di batu-batu telfor yang licin.
Roni pun berharap Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur segera memperhatikan kondisi jalan Benteng Jawa- Bawe, terutama dari Kampung Blantuk hingga Kampung Lompong.
“Tolong perhatikan jalan kami, pemerintah harus lihat kondisi jalan yang rusak ini,” katanya.
Penulis: Ardy Abba