Ruteng, Vox NTT – Pasangan Yohanes Halut dan Thomas Dohu (Yohan-Thomas), calon bupati dan calon wakil bupati Manggarai menilai pembangunan di Manggarai tidak merata selama kepemimpinan Herybertus Geradus Laju Nabit dan Heribertus Ngabut.
Dasar penilaian itu merujuk pada porsi pembangunan yang terkesan tidak adil di beberapa wilayah Kabupaten Manggarai, menurut data dan hasil pengamatan paket Yohan-Thomas.
Dalam kesempatan debat terbuka Paslon Pilkada Manggarai di Aula MCC Ruteng, Rabu, 30 Oktober 2024, Thomas Dohu meminta tanggapan Hery Nabit atas kebijakan pembangunan di Kabupaten Manggarai yang terkesan adanya disparitas.
Menurut Thomas, sebuah pembangunan itu memiliki nilai-nilai dasar. Nilai itu perlu dikembangkan, salah satunya adalah aspek keadilan dan pemerataan.
Dari titik itu, Thomas menyebut adanya disparitas pembangunan di Manggarai, tidak merata antara satu wilayah dengan wilayah lain khususnya infrastruktur.
“Karena itu paslon nomor urut 3 mau mengetahui kira-kira kenapa sampai terjadinya disparitas, padahal tugas pemerintah harus ada pemerataan pembangunan di semua wilayah,” ujar Thomas dalam segmen kelima debat.
Menjawab pertanyaan itu, Hery Nabit yang bertindak sebagai paslon nomor urut 2 menjelaskan, pembangunan merupakan sebuah proses yang berjalan puluhan tahun.
Menurut Nabit, tidaklah adil jika pembangunan itu dilihat dari proses dua atau tiga tahun terakhir sebagai dasar pengklaiman ketidakmerataan.
Seharusnya, kata dia, melihat pembangunan itu harus pakai horizon panjang, melihat dari sepuluh atau lima belas tahun lalu.
Dalam sepuluh atau lima belas tahun lalu, kata Nabit, semua wajib melihat daerah mana yang sudah diperhatikan pada waktu itu. Rupanya masih banyak daerah yang belum sama sekali diperhatikan.
Maka dari itu, lanjut Nabit, keadilan itu menurutnya adalah daerah yang dulunya tidak diperhatikan hari ini harus diperhatikan. Sebab hanya dengan itu pemerataan akan terwujud.
“Kalau ada yang bilang hari ini dia tidak diperhatikan, sepuluh atau lima belas tahun lalu sudah diperhatikan. Lalu apa salahnya kalau kita membangun daerah lain untuk mengejar yang namanya pemerataan,” pungkas Nabit.
“Jadi hari ini kita mau bangun daerah yang sepuluh atau lima belas tahun lalu belum diperhatikan,” pungkasnya lagi.
Merespons penjelasan Nabit, Thomas Dohu kemudian menjelaskan maksud disparitas.
Ia menjelaskan, disparitas yang dimaksud dari sisi waktu, “wilayah mana saja yang merasakan kue pembangunan wajib mendapat itu.”
Sehingga bagi Yohan-Thomas sangat penting untuk membangun komunikasi kendati ada ketimpangan dalam pembangunan.
“Penting ada komunikasi kapan wilayah ini akan merasakan pembangunan, kapan ini akan dikerjakan, supaya tidak ada pertanyaan yang dijawab sendiri oleh masyarakat dan pada akhirnya masyarakat menilai lebih awal apa yang menjadi persepsi dia,” pungkas Thomas.
Karena itu, tambah dia, sangat penting bagi paslon nomor urut 3 untuk merespons dan melakukan komunikasi supaya bisa memberikan keyakinan kepada publik bahwa pembangunan itu bukan karena perbedaan kepentingan tetapi karena kecukupan.
Merespons itu, Hery Nabit berjanji bahwa dalam periode kedua pemerintahannya pasti akan terwujud soal pemerataan pembangunan. Daerah-daerah yang selama ini kurang diperhatikan akan diperhatikan lima tahun yang akan datang.
“Pasti pemerataan itu akan terwujud dalam periode kedua. Saya pikir begitu saja yang bisa saya respons,” ucap Nabit menutup segmen kelima.
Hery Nabit Tanpa Didampingi Calon Wakil
Untuk tahu saja calon bupati petahana Hery Nabit mengikuti debat tanpa didampingi calon wakilnya, Fabianus Abu.
Ketidakhadiran Fabianus Abu memantik komentar publik dengan beragam spekulasi.
Sempat beredar spekulasi bahwa Fabianus Abu dikabarkan pingsan. Adapula yang menyebut Fabianus Abu takut debat karena tidak bisa berbahasa Indonesia yang baik dan benar.
VoxNtt.com kemudian mengkonfirmasi spekulasi itu kepada Ketua KPU Manggarai Rikardus Jemi Pentor.
Pentor menjelaskan, ketidakhadiran Fabianus Abu dikarenakan jatuh sakit jelang pelaksanaan debat.
“Sebelum debat pak Fabianus Abu tiba-tiba sakit. Saat ini ia dalam penanganan dokter,” kata Pentor.
Pihaknya, lanjut Pentor, kemudian menerima pemberitahuan bahwa Fabianus Abu sedang dalam penanganan dokter sehingga diputuskan untuk tidak mengikuti debat.
“Jadi debatnya hanya Pak Hery sendiri, Pak Fabi tidak bisa hadir karena jatuh sakit, secara aturan tidak jadi soal kalau tidak didampingi calon wakil” jelas Pentor.
Penulis: Berto Davids