Ruteng, Vox NTT– Mantan Komisioner Komisi Keterbukaan Informasi Publik, Roman Ndau Lendong ikut berkomentar seputar kasus dugaan kampanye hitam calon bupati Manggarai, Maksimus Ngkeros.
Saat kampanye di Rampasasa, Desa Wae Mulu, Kecamatan Wae Ri’i beberapa waktu lalu, calon bupati Manggarai nomor urut satu itu mengajak warga agar “jangan memilih Hery Nabit kerena telah menghancurkan Manggarai”.
Menurut Roman, pernyataan Maksi Ngkeros adalah hal yang wajar, bukan sesuatu yang melanggar hukum.
Sebab, kaya dia, Hery Nabit menjadi bupati Manggarai kurang lebih lima tahun sama sekali tidak membuat Manggarai berubah ke arah yang lebih baik.
Roman mengatakan, pernyataan Maksi Ngkeros bahwa Hery Nabit menghancurkan Manggarai merupakan pernyataan yang biasa saja.
“Kenapa? Pernyataan itu bukan menyerang Heri Nabit sebagai pribadi, tapi Heri Nabit sebagai bupati Manggarai,” kata dia dalam keterangan yang diterima awak media, Minggu, 3 November 2024.
Karena itu, Roman menyayangkan Sentra Penegakan Hukum Terpadu (Gakkumdu) Manggarai menetapkan Maksi Ngkeros sebagai tersangka.
“Ini kriminalisasi. Ini sungguh menghancurkan wibawa Polri juga,” kata Roman.
Ia mengatakan, pasangan Maksi Ngkeros dan Ronald Susilo (Maksi-Ronald) atau paslon lainnya di luar calon petahana maju sebagai paslon karena menilai Manggarai sudah hancur.
“Mereka ingin membangun Manggarai. Banyak hal yang dibuat Nabit salah,” kata alumnus S1 Filsafat UGM ini.
Menurut Roman, proses hukum terhadap Maksi Ngkeros karena mengkritisi kebobrokan penguasa Manggarai menambah panjang rusaknya citra Polri di NTT selain kasus Rudy Soik.
“Apa yang dikatakan Maksi itu merupakan kritik public, kritik kekuasaan,” kata pria alumnus S2 Ilmu Politik UI ini.
Oleh karena itu, Roman mendesak Polres Manggarai dan atau Gakumdu Manggarai agar stop meneruskan penyidikan kasus tersebut.
“Hentikan! ini sungguh memalukan. Ini jadi bahan tertawaan publik,” kata dia. [VoN]