Kupang, Vox NTT- Sebuah Ekskavator ditemukan dalam hutan, di Boneana, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang.
Dalam penelusuran VoxNtt.com pada Minggu (12/3/2017) di lokasi penemuan, Alat raksasa itu sudah dalam keadaan rusak dan tidak terawat.
Alat berat jenis Caterpillar 320B tersebut berada di pinggir kali hutan, tepat di belakang lokasi usaha milik salah satu pejabat di Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Nusa Tenggara Timur, Ferdy Kanalo.
Alat berat ini diduga kuat sengaja disembunyikan. Pasalnya untuk masuk mengambil gambar saja mesti menembusi pagar kawat berduri dan melewati semak-semak serta pepohonan penuh lumpur.
Kepada media ini, seorang warga di sekitar lokasi penemuan alat ini, menerangkan jika alat ini sudah berada di Boneana sejak 8 (delapan) tahun silam.
Menurut dia awalnya eksa ini dipakai untuk menggusur lahan pertanian milik Ferdy.
Namun setelah kondisinya rusak, alat yang biasa digunakan untuk mengerjakan berbagai proyek negara ini ditempatkan di pinggir kali dalam hutan. Hingga saat ini kondisinya rusak parah dan tak dapat dimanfatkan lagi.
“Ini barang su lama Pa, su 8 tahun ko. Sebelumnya dipakai untuk gusur di tempatnya Pak Ferdy tapi mungkin karena su rusak makanya ditaro di itu kali. Kami ju merasa kasihan deng tu alat pa, ko itu alat pasti mahal na, tapi bapa tua buang-buang sa begitu” kata sumber tersebut polos.
Untuk mengetahui keberadaan dari alat berat yang kini harganya mencapai 3 (Tiga) milliar itu, awak media ini sebelumnya memasuki lokasi milik Ferdy dengan modus sebagai pengunjung.
Nampak dalam lokasi yang diperkirakan seluas puluhan hektar itu, terdapat beraneka macam usaha mulai dari caffe & Resto, Pertanian dan Perkebunan, Peternakan dan Perikanan hingga tempat-tempat rekreasi yang kerap digunakan pengunjung untuk berfoto-foto.
Dalam obrolan dengan seseorang yang mengaku sebagai karyawan di situ, mengatakan bahwa Ferdy Kanalo mempunyai tiga alat berat (Eksa) yang stay di lokasi tersebut.
Namun, kata dia dua buah dari alat tersebut sudah rusak. Satunya berada di lokasi tersebut dan satunya lagi berada di lokasi penggalian tanah putih yang terletak tak jauh dari lokasi tersebut.
“Bapa punya 3 (tiga) alat berat, tapi dua su rusak. Satu di sini (Lokasi usaha) dan satunya lagi di atas sana, di tempat gali tanah putih” katanya.
Mendengar penjelasan dari karyawan yang juga tak mau namanya disebutkan itu, kemudian media ini berusaha mencari keliling di lokasi tersebut, namun usaha itu tak membuahkan hasil. Pasalnya alat tersebut ternyata tidak berada di dalam lokasi.
Penasaran dengan penjelasan karyawan sebelumnya, crew VoxNtt.com berupaya berpindah ke lokasi penggalian tanah putih yang diceritakan oleh karyawan tadi.
Sesampainya di lokasi tanah putih, wartawan ditanyai seorang warga sekitar terkait tujuan ke lokasi tersebut.
Setelah dijelaskan maksud dan tujuan, warga tersebut kemudian menjelaskan tentang alat yang dicari dan mengarahkan wartawan ke lokasi dimaksud.
“Mari pak saya tunjukan tempatnya, nanti pa dong masuk lewat itu rumah di belakangnya agak ke hutan begitu, di sana ada kali. Itu alat ada tatanam di situ” jelasnya.
Berkat informasinya, penelusuran selanjutnya tidak mengalami kesulitan dan langsung menemukan lokasi tempat persembunyian alat tersebut.
Barang Milik Negara
Sebelumnya seorang sumber VoxNtt.com di Dinas PU Provinsi NTT yang meminta namanya dirahasiakan menyampaikan bahwa beberapa tahun sebelumnya Ferdy Kanalo, meminjam eksa di Dinas tersebut untuk dipekerjakan di lokasinya di Boneana.
Kepada media ini dia mengatakan jika alat tersebut adalah barang milik negara yang dipinjam-pakaikan kepada yang bersangkutan, namun hingga berapa tahun lamanya barang itu tak kunjung dipulangkan.
“Itu barang milik negara Om, hanya pinjam pakai saja” ujarnya singkat.
Sementara sumber lain di dinas itu menunjukan bukti bahwa alat itu milik Dinas PU Provinsi NTT.
Saat wartawan menunjukan foto dan video mengenai kondisi alat berat itu, dia kaget lantaran kondisi alat berat cukup memperihatinkan.
Saat ditanyai, terkait sewa pakai, ia menjelaskan jika pinjam pakai maka biayanya dipungut Rp. 1.868.000,00 per hari.
“Biasanya di sini kalau sewa pakai kita kasih Rp. 1.868.000,00 per hari” ungkapnya.
Atas keterangan tersebut, VoxNtt.com mencoba menghitung biaya selama delapan tahun alat berat itu dipinjamkan ke Ferdy Kanalo.
Dari hitungan kami, tercatat jumlah yang harus dibayar Ferdy ke negara sejumlah Rp. 5.379.840.000,00 (Lima Milliar Tiga Ratus Tuju Puluh Sembilan Juta Delapan Ratus Empat Puluh Ribu Rupiah).
Namun kata sumber tersebut, selama ini setoran per hari saja tidak dibayar bahkan kondisi alat berat tidak diketahui kalau ternyata sudah rusak dan disembunyikan di kali hutan Boneana. (Boni/ Dede/VoN)