Bajawa, Vox NTT- Uskup Agung Ende, Mgr. Vincentius Sensi Potokota, Pr meresmikan Paroki St. Maria Ratu Para Malaikat Kurubhoko, Senin (11/9/2017).
Semula Kurubhoko menjadi salah satu stasi dari Paroki Maria Asumpta Marunggela, Kecamatan Riung Barat, Kabupaten Ngada. Kini resmi menjadi paroki dan berada di bawah Kevikepan Bajawa.
Disaksikan VoxNtt.com, peresmian paroki baru di Keuskupan Agung Ende itu diawali dengan perayaan ekaristi yang dipimpin langsung oleh Uskup Agung Ende, Mgr. Vincentius Sensi Potokota, Pr.
Mgr. Vincentius didampingi sekitar 20-an para Imam se wilayah Kevikepan Bajawa.
Misa diikuti umat Paroki St. Maria Ratu Para Malaikat Kurubhoko, umat dari parkoki lain, serta umat muslim yang ada di daerah itu.
Saat misa, tampak gedung gereja penuh sesak, bahkan halaman depan, belakang dan samping pun dipenuhi umat yang dengan setia mengikuti misa dengan khusuk.
Dalam homilinya, Mgr. Vincentius mengajak seluruh umat Paroki St. Maria Ratu Para Malaikat Kurubhoko untuk bersyukur atas terbentuknya paroki baru yang sebelumnya adalah jadi stasi.
Dengan diresmikannya Paroki St. Maria Ratu Para Malaikat Kurubhoko, maka kedudukannya sejajar dengan paroki-paroki lain di Keuskupan Agung Ende.
Ketua Panitia Peresmian, Kornelis Nuwa dalam arahan singkat mengatakan, sebelum menjadi sebuah kuasi paroki, umat Kurubhoko telah melewati perjalanan dan kisah yang sangat panjang.
Pada tahun 1950, wilayah Kurubhoko wilayah Tanawolo itu meliputi; Tajo, Turenelu, Malafai, Nangge dan Malabaka.
Kala itu kata dia, Kurubhoko merupakan salah satu wilayah pastoral Paroki Salib Suci Soa.
Kemudian, pada tahun 1957 wilayah Tanawolo menjadi wilayah Pastoral Paroki Hati Kudus Cor Yesus Wangka.
Selanjutnya, sekitar tahun 1959 wilayah Tanawolo menjadi bagian dari wilayah Paroki St. Maria Asumpta Warokia.
Antara tahun 1980 dan 1983 wilayah pastoral Tanawolo dibagi menjadi tiga stasi, yakni stasi Nangge-Kurubhoko, stasi Tajo, dan stasi Malafai.
Akan tetapi karena jarak antara ketiga wilayah tersebut dengan pusat paroki sangat jauh, maka pada tahun 2012 umat bersama Pastor Paroki mengajukan permohonan pemekaran wilayah paroki.
Keinginan umat dari ketiga stasi tersebut disambut baik oleh Uskup Agung Ende Mgr. Vincentius Sensi Potokota, Pr.
Hal ini disampaikan melalui Vikep Bajawa RD. Yosef Daslan Moang Kabu, Pr.
Kemudian pada 2 September 2012 dibentuklah panitia pemekaran.
Panitia ini mempersiapkan umat untuk memulai sebuah paroki.
Kerja panitia ini sudah mulai mendapat titik terangnya pada 29 Mei 2014.
Pada hari raya kenaikan Yesus Kristus itulah, wilayah Kurubhoko ditetapkan sebagai paroki persiapan (Quasi Paroki) dan dilayani oleh para imam dari ordo Saudara-saudara Dina OFM.
Lanjut Kornelis, sejak ditetapkan sebagai kuasi paroki, panitia persiapan bekerja siang dan malam bersama umat untuk mempersiapkan kuasi paroki menuju yang definitif.
Kerja keras umat ini mendapat tanggapan dari Uskup Agung Ende Mgr. Vincentius Sensi Potokota, Pr. Dalam pertemuan pastoral di Mbay.
Pada saat itu Uskup Agung Ende menetapkan tanggal 2 Agustus 2017 sebagai hari peresmian Paroki Kurubhoko.
Akan tetapi persiapan belum memadai, sehingga peresmian ditunda pada Senin (11/9/2017). (Arkadius Togo/AA/VoN)