Labuan Bajo, Vox NTT– Petani Bawang Merah di Kecamatan Lembor dan Lembor Selatan, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) keluhkan pemasaran hasil tanaman mereka.
Di tengah kesulitan untuk memasarkan hasil, mereka berharap Pemerintah bisa membantu meningkatkan pemasaran yang selama ini terkendala akibat terbatasnya akses ke pasar dan harga anjlok.
Kepada VoxNtt.com, Ketua kelompok petani Bawang Merah “Tani Siru Mandiri” di Kecamatan Lembor, Mushidin Belit, Kamis (26/10/2017) mengatakan, selama ini para petani sulit mencari akses pasar yang bagus untuk Bawang Merah.
Pasar Lembor yang menjadi pasaran utama tempat menjual bawang hanya mampu menawarkan harga bawang Rp.5.000 Per Kilo Gram (Kg) dari para petani.
“Para petani memiliki bawang mencapai 5 ton, para tengkulak bawang hanya menawarkan harga Rp 5.000 Per Kilo,’’ tutur Mushidin.
Selain itu, para tengkulak tidak membeli dalam jumlah besar. Padahal, petani menginginkan agar seluruh bawangnya dibeli sekaligus. Sehingga mereka tidak lagi disibukan dengan pemasaran guna mengurus tanaman pertanian lainnya.
“Kita takut kalau bawang tidak laku akan menjadi busuk. Jika sudah busuk pasti petani dirugikan,’’ katanya.
Ketua Kelompok Bawang Merah “Wela Pada” Desa Nanggalili, Kecamatan Lembor Selatan, Daria Lanus menyampaikan hal yang sama terkait kesulitan mengakses pasar serta harga yang relatif bagus.
Rata-rata setiap petani di Nangalili memiliki 1 Ton lebih Bawang Merah. Pembeli hanya mampu menawarkan harga yang rendah bahkan tidak sesuai harga yang ditetapkan.
Menurut informasi dari para petani, harga Bawang Merah secara nasional mencapai Rp 20 Ribu Per Kilo Gram.
Namun yang terjadi di pasaran, para tengkulak hanya mampu membeli dari petani dengan harga Rp 5.000-Rp 10.000 Per Kilo Gramnya.
“Kita tidak tuntut harga Rp 20 Ribu. Kita hanya minta harga Bawang Merah sewajarnya saja,’’ tutur Lanus.
Kecewa
Ketua Kelompok Tani “Wela Pada” Desa Nanggalili, Kecamatan Lembor Selatan, Daria Lanus mengatakan bibit Bawang Merah dari kelompoknya diperoleh dari bantuan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mabar sebanyak 6 Ton. Hasil panen Bawang Merah akhir September 2017 lalu mencapai 20 Ton.
“Kami sangat kecewa hasil yang melimpah tidak diimbangi dengan harga pasar yang menjanjikan,’’ tutur Lanus.
Saat ini kata dia, pemkab Mabar kembali memberi sumbang bibit Kedelai.
Kendati demikian, mereka kwatir jika Kedelai nantinya sama dengan persoalan Bawang. Dimana hasil yang melimbah, tetapi tidak diimbangi harga pasar yang bagus untuk para petani.
“Dari Lima Hektar Area (Ha) ditargetkan untuk Tanaman Kedelai. Petani hanya mampu menanam Kedelai 1 Ha. Kita takut Kedelai juga harga menurun saat Panen,’’ katanya.
Lanus berharap, Pemkab Mabar memikirkan persoalan pemasaran Bawang dan Kedelai nantinya.
Jika tidak ada jalan dan mendapatkan pemasaran yang bagus, maka dipastikan para petani rugi.
Penulis: Gerasimos Satria
Editor: Boni Jehadin