VoxNtt.com- Laskar Pelangi adalah novel pertama karya Andrea Hirata yang diterbitkan oleh Bentang Pustaka pada tahun 2005.
Novel ini bercerita tentang kehidupan 10 anak dari keluarga miskin yang bersekolah di sebuah sekolah Muhammadiyah di Belitung yang penuh dengan keterbatasan.
Mereka adalah Ikal, Lintang, Sahara, Mahar, A Kiong (Chau Chin Kiong), Syahdan, Kucai, Borek, Trapani dan Harun.
Keterbatasan yang ada bukan membuat mereka putus asa, tetapi malah membuat mereka terpacu untuk dapat melakukan sesuatu yang lebih baik.
Andrea dalam novel itu menulis bahwa mimpi adalah kunci untuk menaklukan dunia. Kekuatan mimpi itu pun mendorong seseorang untuk berjuang dalam kehidupan. Tentu ini tidak bermakna hidup dalam mimpi tetapi mimpi dalam hidup.
Seperti anak-anak dalam novel laskar pelangi, beberapa mahasiswa asal salah satu perguruan tinggi ternama di NTT juga memiliki mimpi sesuai bidang keilmuan mereka.
Mereka bermimpi untuk meretas stigma-stigma negatif yang selalu melekat pada NTT dari tahun ke tahun. Mereka mengungkap mimpi-mimpi itu melalui tulisan yang kami sajikan berikut ini:
Mala, Belajar Dari Film Korea
Nusa Tenggara Timur adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak dibagian Timur Indonesia. Provinsi yang di anggap sebagi provinsi yang terbelakang di Indonesia. Fakta ini membuat saya mempunyai tekat tersendiri untuk memajukan NTT.
Saat ini saya tengah duduk di salah satu perguruan tinggi negeri yang berada di Kota Kupang yakni Universitas Nusa Cendana, pada jurusan komunikasi-jurnalistik semester VI (tujuh).
Mimpi ini bermula dari pertanyaan saya; bagaimana bisa drama korea “Descendants of the Sun (2016)” dapat memberikan tambahan penghasilan terbesar bagi Korea Selatan dan Bollywood.
Serial drama ini begitu digandrungi oleh kebanyakan anak muda di Indonesia. Bahkan tak ayal, budaya dan bahasa dalam serial ini menjadi trend di Indonesia. Fenomena ini disebut Korean Wave.
Inilah yang di sebut sebagai teori jarum suntik yang sedang di terapkan oleh media kepada kita.
Drama ini menjadi motivasi saya untuk memajukan NTT dalam bidang media baik itu news maupun non-news sehingga dapat tampil di kancah nasional maupun internasional
Media-media yang sudah ada di NTT khusunya Kota Kupang belum mampu mengekspos atau mempromosikan keindahan alam maupun keragaman budaya yang dapat menjadi trend dikancah internasional. Padahal kita memiliki potensi yang sangat besar dibandingkan Korea.
Karena itu saya punya mimpi untuk melalui media dikemas berbagai keindahan tersebut dalam berbagai ragam seperti film dokumenter, lagu, sinetron, pementasan tari, dll.
Tentu mimpi harus didukung oleh kebijakan pemerintah daerah di NTT untuk melibatkan pemuda dalam mengekspos kebudayaan NTT di kancah internasional.
Sehingga dunia tahu bahwasannya Indonesia bukan hanya Pulau jawa. Melainkan ada kita yang memiliki kinerja yang bagus dan bahkan memiliki ide-ide berlian yang tesembunyi pada tampang sangarnya orang-orang NTT. Ini akan menjadi kelebihan jika dikemas dalam berbagai karya jurnalistik maupun seni sehingga dapat dikenal oleh dunia.
Aiss, Belajar Hukum Untuk Berantas Korupsi
Saya adalah seorang mahasisiwa semester awal di Fakultas Hukum Undana. Alasan utama saya mengambil jurusan ini adalah agar memberantas orang-orang yang melanggar hukum yang semakin merajalela belakangan ini.
Hukum adalah himpunan peraturan ( perintah – larangan), yang mengurus tata tertib suatu masyarakat dan karena itu harus ditaati oleh masyarakat itu sendiri.
Saya kadang merasa miris dengan berbagai kasus korupsi di daerah ini. Bayangkan daerah ini sudah dikenal miskin, korupsi juga merajalela dalam berbagai pemberitaan media. Aparat penegak hukumnya juga banyak yang menjadi makelar kasus.
Fenomena ini menjadi pemantik semangat saya untuk membuktikan bahwa pengacara ataupun profesi hukum lainnya bukanlah sedemikian yang mereka pikirkan.
Mulai sekarang ini saya mengajak teman teman untuk merubah pola pikir dan memulai kerja dengan jujur sebagaimana dengan pedoman dasar Negara kita yaitu pancasila dengan memulai dengan hal sederhana seperti membudayakan kejujuran dalam mengerjakan tugas dari dosen dan jujur dalam mengejrakan ujian.
Dengan demikian saya berharap akan memberikan dampak positif bagi saya dan teman-teman agar melakukan hal apapun dengan tindakan jujur. Dengan harapan akhir saya akan menjadi laskar anti korupsi yang berintegritas dalam membersihkan virus korupsi di NTT.
Risky, Membuat Komunitas Peduli Lingkungan
Berada dalam fakultas kesehatan Masyarakat menyadarkan saya bahwa bidang ilmu ini belum sepenuhnya sukses mencapai visi dan misi untuk menyehatkan masyarakat NTT.
Sudah lumayan banyak Sarjana Kesehatan Masyarakat di NTT akan tetapi kebutuhan kesehatan masyarakat belum terpenuhi.
Melihat keadaan ini, saya termotivasi untuk belajar dengan tekun di bidang saya agar kedepannya melalui ilmu itu saya bisa berbakti bagi masyarakat.
Selain itu, saya lakukan sekarang ini adalah bagaimana mengajak orang-orang di sekitar saya agar mengubah pola pikir mereka bahwa kesehatan adalah kunci kesuksesan suatu daerah. Jika tidak sehat secara fisik dan rohani maka hampir pasti daerah itu menjadi tidak produktif.
Karena itu saya akan mengumpulkan anak muda yang peduli lingkungan. Saya akan membentuk suatu komunitas peduli lingkungan khususnya di Kota Kupang agar melalui wadah ini kami berdiskusi dan melakukan kerja nyata dalam mencegah penyakit yang muncul dari lingkungan yang tak sehat.
Salah satunya adalah Demam Berdarah. Fenomena penyakit DBD di Kota Kupang cukup marak terjadi. Lingkungan yang tidak bersih adalah salah satu faktornya. Melalui komunitas peduli lingkungan kami akan melakukan sosialisasi sekaligus mengajak RT untuk bersama-sama gotong-royong membersihkan lingkungan sekitar.
Ivana, Memberdayakan Medsos Untuk Promosi NTT
Saya Ivana, Mahasiswa komunikasi antar budaya, Undana. Saya mempunyai akun Facebook dan berteman dengan berbagai macam orang yang berasal dari berbagai daerah di Indoensia bahkan luar negeri.
Melalui facebook saya sering berbagi foto dan keunikan NTT dengan mereka. Mereka begitu antusias dengan keanekaragaman budaya serta pesona wisata yang berasal dari NTT.
Mereka bahkan bermimpi untuk suatu saat bisa ke NTT menyaksikan langsung pesona budaya dan pariwisata tersebut.
Dari sini saya akhirnya berpikir bahwa media sosial rupanya menjadi alat ampuh untuk mempromosikan budaya dan keunikan NTT.
Kita bisa mulai mempromosikannya melalui media sosial kita entah itu dari facebook, path, instagram, BBM, Whats App, Line dan media sosial lainnya.
Pemanfaatan media sosial secara benar akan memberikan dampak positif bagi daerah kita tercinta, dimana Provinsi NTT akan semakin dikenal bukan hanya di skala nasional tapi juga internasional.
Kebudayaan yang begitu indah yang kita miliki akan menjadi daya tarik bagi para wisatawan yang berkunjung ke NTT dan akan selalu memanggil mereka untuk kembali ke NTT.
Salah satu sumbangan konkrit saya nanti adalah dengan membuat grup facebook yang khusus mempromosikan wisata budaya NTT agar di kenal oleh banyak orang.
Catatan: Tulisan-tulisan dikirim dalam lomba menulis “Bukti Baktiku Untuk NTT” yang diadakan VoxNtt.com untuk merangsang minat menulis kaum muda. Jika teman-teman muda punya gagasan dan inspirasi untuk membangun NTT yang lebih baik di masa yang akan datang, silakan di kirim ke email mediavoxntt@gmail.com.