Kami saling bercanda gurau, menceritakan kisah, curhat, bahkan berdiskusi lintas agama untuk diambil nilainya dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan teman-teman katolik ada yang suka menanyakan isi Al-quran kepada saya
Kota Kupang, VoxNtt.com- Beredarnya isu SARA yang mengancam kebhinekaan Indonesia akhir-akhir ini ditanggapi oleh Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam (PMII) cabang Kupang, Jullfirlan, Jumat (18/11).
PMII Kupang menghimbau kepada masyarakat Indonesia dan NTT khususnya untuk tidak terprovokasi dengan dengan berbagai kabar yang menyesatkan sekarang ini di berbagai media, baik konvensional, online maupun media sosial.
“Pancasila sebagai pedoman dan pandangan hidup bangsa yang harus dihayati sebagai ideologi yang mempersatukan perbedaan kita” ungkap mahasiswa yang biasa disapa Firlan ini.
Menurutnya selama ini NTT sudah dikenal sebagai provinsi paling toleran di Indonesia. Karena itu ia mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk belajar banyak dari kehidupan beragama di NTT.
Ia mengaku sesungguhnya kebersamaan serta sikap menghargai perbedaan yang ia rasakan selama ini, sungguh indah dan patut diteladani oleh segenap komponen bangsa Indonesia
“Ini saya sangat rasakan ketika berada di antara teman GmnI, PMKRI, GMKI, HMI maupun organisasi kemahasiswaan di Kota Kupang” kata Firlan.
Lebih lanjut ia mengaku kehidupan toleransi tersebut tidak hanya terjadi di lingkungan aktivis mahasiswa. Dalam realitas sehari-hari ia mengaku sangat bangga dengan sikap menghargai perbedaan sesama pemuda lintas agama di NTT.
“Kami saling bercanda gurau, menceritakan kisah, curhat, bahkan berdiskusi lintas agama untuk diambil nilainya dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan teman-teman katolik ada yang suka menanyakan isi Al-quran kepada saya” aku Firlan sambil tertawa.
Ia berharap dugaan penistaan agama yang dilakukan Gubernur non-aktif DKI, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok jangan sampai berkembang menjadi isu SARA karena itu adalah persoalan hukum yang sudah ditangani Polri.
Sebagai masyarakat yang hidup dalam negara hukum berasaskan Pancasila, kita seharusnya mendukung aparat kepolisian untuk menuntaskan kasus ini secara adil dan transparan.
“Sekali lagi ingat, jangan sampai kita lupa membangun bangsa gara-gara sibuk dengan urusan yang tidak terlalu penting” kata Firlan (Andre/VoN)