Kali Waesambi yang terletak di salah satu sudut Desa Batu Cermin, Kecamatan Komodo, Labuan Bajo tepatnya di dusun Waesambi mulai enggan menampakkan airnya yang jernih dari pancuran besi. Sementara pipa-pipa air yang masuk ke rumah warga di sekitarnya hanya dialiri air selama dua kali seminggu.
Labuan Bajo, VoxNtt.com – Dafrosa Basilia Nikmat meloncat-loncat girang di ruang tamunya setelah membuka secarik kertas. Ibu beranak empat itu berbalut daster putih tampak sumringah.
Seorang petugas PDAM Wae Mbeliling, Kabupaten Manggarai Barat baru saja meninggalkan rumahnya dan membawakan kertas berlipat itu pada Sabtu (10/12/2016) pagi.
“Surat dari PDAM mau pasang meteran,” beritahu warga Dusun Waesambi itu dengan bersorak pada anak-anaknya.
Surat yang dimaksud berkop surat; Pemerintah Kabupaten Manggarai-Barat, Perusahaan Daerah Air Minum Wae Mbeliling. Di bawahnya disertai dengan tanda tangan Direktur PDAM Wae Mbeliling atas nama Aurelius Hubertus Endo beserta stempel resmi perusahaan daerah tersebut.
BACA: Bupati Dula Lantik PDAM Mbeliling
Surat berprihal panggilan itu berisi penyampaian bagi warga yang telah menerima pemasangan meteran air minum (MBR) dari pekerjaan proyek Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Manggarai Barat dan PK-PAM Provinsi NTT, agar segera melakukan pendaftaran pada kantor PDAM Wae Mbeliling paling lambat 10 Desember 2016.
Rencananya mereka akan diproses menjadi pelanggan tetap. Itulah yang membuat Dafrosa senang.
Sudah lama dirinya dan warga di sekitar khususnya di wilayah Dusun Waesambi mendambakan air PDAM masuk ke penampunan air di rumah mereka.
Surat panggilan PDAM itu juga diterima tetangga sekitar Dafrosa.
“Kalau sudah ada betul nanti ini air, kami tidak perlu timbah air di Kali Waesambi. Tidak pakai beli air tengki lagi,” ucap Dafrosa.
Sejak puluhan tahun silam, warga sekitar Dusun Waesambi menggantungkan kebutuhan air mereka dari kali Waesambi. Selain untuk konsumsi berupa air minum dan masak, air dari Kali Waesambi juga dipakai untuk mandi dan mencuci.
BACA: Ketua DPRD Mabar: Direktur PDAM Baru Harus Atasi Krisis Air
Meski airnya berzat kapur, warga sudah sejak pagi buta mengerumuni kali dengan lima pancuran tersebut.
Lalu biasanya, anak-anak sampai orang dewasa mondar-mandir di jalan utama Dusun Waesambi ke kali sambil membawa jerigen dan ember.
Ada yang memboyong seluruh pakaian kotor mereka di dalam baskom untuk dicuci di kali tersebut. Ini sudah terjadi selama bertahun-tahun bahkan masih sampai saat usia Kabupaten Manggarai Barat ini menginjak 12 tahun.
Harapan pada air PDAM seakan tercapai pada tahun 2013 lalu. Pipa-pipa PDAM dari pemerintah kabupaten tiba-tiba menyeruak masuk ke rumah-rumah warga di Dusun Waesambi. Namun, pipa tersebut lebih sering kering.
Warga Dusun Waesambi lain, Diana (28) mengaku air dari pipa yang dipasang 2013 lalu itu lebih sering mengalir pada Senin dan Kamis.
Yang mengalir dan masuk ke penampungan rumahnya pun tak seberapa.
Diana mengatakan, air yang mengalir itu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari di rumahnya.
“Kadang-kadang mengalir setiap hari. Tapi jadwalnya hari Senin dan Kamis. Itupun sedikit sekali,” keluh Diana pada VoxNtt.com.
Meski sudah ada pipa PDAM yang masuk ke rumah Diana, ia masih tetap mengambil air di Kali Waesambi atau membeli air dari jasa pengangkut air bersih menggunakan tangki. Diana bahkan cemas pada kondisi Kali Waesambi yang airnya sudah tidak sebanyak dulu.
“Sudah tidak banyak mengalir. Ada lima pipa di (penampungan) Kali Waesambi, tapi hanya dua yang keluar airnya. Itupun kalau mulai bulan delapan (Agustus, red) sampai sekarang, air dari dua pipa itu juga tidak keluar. Baru deras di dua pipa kalau masuk bulan satu (Januari, red) dan bulan dua (Februari, red),” ucap dia dengan ekspresi khawatir.
BACA: Ketika Warga Pulau Mesa Krisis Air Bersih Selama Bertahun-tahun
Jika berharap pada jasa air tangki, warga membeli air yang nilainya Rp 35 ribu untuk dipakai dua sampai tiga hari. Biasanya, air tangki tersebut hanya untuk kebutuhan masak dan minum. Sisanya yakni mencuci dan mandi, tetap di Kali Waesambi.
Diana pun belum begitu optimis setelah menerima surat panggilan dari PDAM Wae Mbeliling yang diedarkan pada Sabtu (10/12/2016) itu.
Ia belum begitu yakin air bersih PDAM akan benar-benar lancar masuk ke pipa rumahnya setelah terpasang meteran sesuai pemberitahuan pada surat tersebut.
“Aih nanti dilihat saja. Siapa tahu sama saja keluarnya (air) seperti yang di pipa sekarang,” ucapnya spontan. (Bersambung…) . (AB/VoN)
Foto Feature: Salah seorang warga Dusun Waesambi, Desa Batu Cermin-Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat menunjukkan surat panggilan dari PDAM Wae Mbeliling Kabupaten Manggarai Barat, Sabtu (10/12/2016). (Foto: AB/VoN)