Oleh: Mikhael Wora

DAN KAU

/1/

Kau yang meretas sepi di tepi rawa-rawa

usai senja lupa nama

sedari tadi membenamkan kepalamu setangkai semadi

semak-semak mendengkur seraya memanggil pulang angin

/2/

Dan kau melodi hati

meretaki batu yang menjadikan segenggam pasir

menumpuk di tanganku

/3/

Dan kau seirama kepakan rajawali

usai hujan menyelipkan cahaya di sela-sela awan putih

/4/

Dan kau telaga kasih

tenggelamkan dahaga dari jiwa yang miskin rindu

selami bayang-bayang semu

yang kau taruh di tepi rawa-rawa itu

/5/

Dan kau sesejuk embun

mencumbui daun-daun di malam yang lembur

hingga pagi tersentak sadar dari kantuk

meski selaksa mimpi masih bermain di balik selimut

/6/

Masih adakah sepi yang menjamahi?

Masih adakah rindu yang menunggu?

/7/

Dan kau penyejuk jiwa

mengecup kembang yang merunduk malu kala disentuh

lantas kudengar riak-riak hasrat

bergaung di dalam jeruji matamu

namun tak kau lepaskan ia dalam detik-detik waktu

juga detak-detak jantung di dadamu

yang tak menentu

(Meja kecil, 17/11/2016)

 

PAGI BUTA

(I)

Aku dan pagi masih buta

Lantas embun mengusap mesra kelopak mataku

Juga aroma nafas-Mu

Dari secangkir anggur yang Kau seduh itu

(II)

Pagi buta, aku masih mengantuk

Kita terlihat lucu

Aku sibuk dengan kantukku

Dan Kau sibuk dengan minuman kesukaan-Mu

(III)

Pagi mengantuk, aku masih buta

Lalu Kau ucap: “Efata!”

 

Sebelum Engkau tersenyum

Segera kubersihkan sisa anggur di bibir-Mu

Tempat berbaring sajak dan doa

(IV)

Di atas palang-palang pintu rumah-Mu

Kulihat mentari perlahan memanjat

 

Ah, pagi ini sudah tak buta!

(Kapela Puncak, 12/11/2016)

 

SI LAJANG JALANG

Aku si lajang

Juga dipanggil jalang

 

Bajuku masih terlalu kusut

Jika Kau minta membuka kasut

Aku tak layak

Sebab sembahku masih di pelataran khayal

Doa kusukku pun terlihat rakus

Pantas jika Kau temui aku sukar

 

Tuhan,

Ingatlah aku si jalang

Yang datang terus melajang

Jangan Kau suruh pulang!

(Puncak Scalabrini, 15/10/2016)


*Mikhael Wora. Mahasiswa STFK Ledalero. Kelahiran Ende, 7 Maret 1993. Tinggal di rumah filsafat Puncak Scalabrini. Bergiat di 2 komunitas sastra: Djarum Scalabrini dan Pemuja Senja. Dapat dihubungi melalui e-mail: woramikhael@gmail.com