Jakarta,VoxNtt.com-Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendesak aparat kepolisian untuk segera mengusut tuntas peristiwa kekerasan terhadap delapan murid kelas V dan kelas VI SD Negeri Sabu Barat, kabupaten Saburaijua, provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Atas nama KPAI, kami prihatin dengan peristiwa tersebut. Kami mengutuk pelaku kekerasan terhadap anak-anak tak berdosa itu. Kami meminta aparat kepolisian untuk segera mengusut tuntas peristiwa ini, mencari tahu maksud dan upaya yang dilakukan pelaku dan membongkar motifnya”, ujar Wakil Ketua KPAI, Susanto, kepada VoxNtt.com, di kantor KPAI, Selasa (13/12).
Lebih lanjut Susanto mengatakan mendukung aparat kepolisian mengusut tuntas siapa inisiator dan aktor dan pihak-pihak yang terlibat dalam peristiwa yang memperihatinkan itu.
“Memang, anak usia Sekolah Dasar rentan menjadi incaran para pelaku kekarasan dengan beragam motif. Maka, disarankan orang tua, juga pihak sekolah agar selalu waspada terhadap anak-anak”, ujarnya.
Menurut Susanto, jika pelaku bukan orang yang karena kesehatannya terganggu, maka dia optimis ada kelompok lain yang berada di belakang pelaku.
“Saya yakin, pelaku bukan operator utama, tapi ada inisiator utama. Jika demikian, maka sangat disayangkan anak-anak SD lagi-lagi menjadi korban kekerasan. Ini segera dituntaskan”, sambungnya dengan tegas.
Diberitakan sebelumnya pembunuhan brutal ini dilakukan oleh orang tak dikenal, pada Selasa, (13/12) pagi.
Sebanyak 8 murid kelas V dan kelas VI SD Negeri Sabu Barat, menjadi korban penikaman pria tidak dikenal, di sekolahnya, Selasa (13/12/2016) pagi.
Akibat penikaman membabi buta itu, ribuan massa keluar dari rumah mencari tersangka pelaku. Aparat Polsek Sabu Barat di Seba sedang berusaha menenangkan massa yang mulai bergerak ke pelabuhan ferry, mencari pelaku.
Media lokal Pos Kupang (PK) melapor sampai pukul 12.15 witeng, jumlah korban penikaman oleh pria tidak di kenal di SD Negeri Sabu Barat berjumlah 7 murid. Dan untuk sementara belum ada korban tewas.
“Jumlah korban luka 7 murid, bukan delapan orang murid. Dan sampai sekarang belum ada korban yang meninggal dunia,” tandas Kompol Mata, Kapolsek Sabu, seperti dilansir PK.
Para korban, lanjutnya, umumnya menderita luka-luka di leher, dada dan tangan akibat ditikam dan disayat pakai benda tajam.
Ia menjelaskan masih sibuk menenangkan massa yang kini mengepung Markas Polsek Sabu di Seba.
Ia merincikan nama-nama korban penikaman dan sayatan benda tajam. Juniarto Ananda Apri Dimu (11), luka robek pada pipi dan lengan kanan dalam serta luka robek di telinga bagian kanan; Naomi Oktoviani Pawali (10), luka pada leher dan bibir depan; Maria Katarina Yeni (8) luka pada leher dan luka robek pada jari telunjuk dan jari tengah; Gladis Riwu Rohi (11) luka robek di leher dan jari.
Berikutnya, Dian Suryani Koreh (11) luka robek di leher; Alberto Tamelan (10) luka robek di leher dan Adi Miha Djami (11) luka robek di leher. (Ervan Tou/VoN)
Foto Feature: Wakil Ketua KPAI, Susanto, kepada VoxNtt.com, di kantor KPAI, Selasa (13/12).
Catatan redaksi: Terkait judul berita ini yang pertama kami mohon maaf karena ada perubahan redaksional. Kami mengganti kata pembunuhan dengan penikaman karena saat kejadian berlangsung belum ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.