Ende, VoxNtt.com-Taman Pancasila yang sekarang disebut sebagai Taman Bung Karno yang berada persis depan rumah jabatan Wakil Bupati Ende merupakan salah satu situs sejarah dimana tempat permenungan Presiden pertama Ir. Soekarno untuk melahirkan butir-butir Pancasila.
Mantan Wakil Presiden, Boediono telah meresmikan sejumlah situs sejarah di Ende pada tanggal 1 Juni 2013 setelah dilakukan pemugaran. Sayangnya, situs tersebut seolah diabaikan begitu saja.
Sekretaris Flores Institute for Resources Development (FIRD), Vinsen Sangu mengungkapkan Pemerintah Daerah mesti ketahui akan makna filosofis, sosiologis dan ideologis dari Taman Bung Karno.
Bahwa, keberadaan situs sejarah tersebut melalui perjuangan panjang melawan penjajahan di muka bumi Indonesia.
“Pemerintah harus menghargai pejuang Bung Karno. Beliau adalah tokoh sejarah yang diakui secara Nasional. Ini menunjukan Pemerintah tidak mengerti dan tidak mengetahui makna filosofis, sosiologis dan ideologis. Mestinya kita mensyukuri bahwa daerah kita merupakan tempat bersejarah bangsa.”Ungkap Vinsen secara terpisah, Kamis (19/1).
Aktivis GMNI Cabang Ende ini mengatakan Taman Bung Karno tidak sekedar taman biasa yang tidak memiliki makna kebangsaan.
Vinsen juga menilai, Pemerintah Daerah hanya memanfaatkan taman itu sebagai tempat hiburan dan tempat untuk pesta pora.
“Taman itu adalah situs, tapi sekarang tidak diurus lagi. Malah, taman itu digunakan sebagai tempat prostitusi.”Katanya.
Vinsen juga mengusulkan agar pemda bekerja sama dengan pihak swasta untuk mengurus taman bersejarah tersebut. Apabila tidak, dianjurkan untuk membentuk tim pengolahan sendiri sehingga taman Bung Karno menjadi hidup dan terawat.
“Solusinya, Pemda perlu jajaki pihak swasta untuk MoU pengelolahanya diserahkan ke pihak swasta agar situs Bung Karno menjadi hidup dan terawat secara baik.”Katanya.
Pantauan VoxNtt.com, Kamis (19/1), sampah berserakan di Taman Bung Karno. Kolam air persis dibawah patung Bung Karno terlihat kering. Bau busuk tercium pada beberapa tempat dan taman tersebut sudah tidak terurus lagi.
Sampah plastik bertebaran di dalam kolam, di saluran air dan di sekitar pelataran disertai bau bangkai. Beberapa tempat sampah yang dulu disumbangkan oleh relawan taman Bung Karno kini hilang. Belum lagi perilaku pengunjung yang tidak teratur memanjat patung lantas berpose bersama.***(Ian/VoN)
Foto Feature:Patung Bung Karno di Taman Bung Karno yang menjadi salah satu situs sejarah di Ende (Foto: Ian)