Ruteng, VoxNtt.com- Sejumlah binatang piaraan sapi dan babi milik warga di Kabupaten Manggarai dilaporkan mati secara tiba-tiba selama dua pekan terakhir.
Di Desa Pong Leko, Kecamatan Ruteng misalnya, warga melaporkan sapi dan babi mereka mati secara tiba-tiba.
Warga menduga penyebab matinya hewan peliharaan mereka karena cacing menyerang organ hati.
“Ada anggota kelompok ternak yang mengadu dan melaporkan jika ternak mereka mati mendadak,” kata Wakil Ketua DPRD Manggarai, Simprosa R Gandut kepada wartawan, Selasa (28/2/2017) .
Osi, sapaan akrab Simprosa R Gandut juga mengaku, selain di Kecamatan Ruteng babi bantuan pemerintah di Pong Ara, Kelurahan Pitak dan di Kelurahan Waso, Kecamatan Langke Rembong juga dilaporkan mati secara tiba-tiba selama dua pekan terakhir.
Kepala Dinas (Kadis) Peternakan Manggarai, Dan Konstantinus membenarkan ada kematian ternak sapi dan babi di sejumlah tempat di kabupaten itu.
Menindaklanjuti laporan masyarakat, pihaknya mengirim tim ke lokasi untuk melakukan pengecekan.
Konstatinus menjelaskan, di Desa Pong Leko Kecamatan Ruteng, kematian sapi terjadi saat hujan yang terus mengguyur awal bulan Februari. Hujan tak henti, sementara sapi diikat di alam terbuka. Warga kemudian menemukan banyak sapi mereka mati tiba-tiba.
“Ada memang laporan ternak piaraan mati mendadak. Yang cukup banyak dari Kecamatan Ruteng, persisnya dari Desa Pong Leko. Kita langsung sikapi itu dengan melakukan investigasi di lapangan guna mengetahui penyebabnya,” ujarnya.
Berdasarkan hasil investigasi timnya, lanjut dia, ditemukan bahwa sapi-sapi itu diikat di alam terbuka saat hujan bercampur angin terjadi. Sapi-sapi itu memakan rumput basah terlalu banyak.
Karena itu, perut sapi kembung hingga perlahan-lahan mati. Keadaan itu diperparah dengan cuaca dingin yang luar biasa.
“Hasil investigasi juga ditemukan banyak cacing dalam hati. Cacing dalam hati itu juga yang menyebabkan beberapa ekor sapi mati,” katanya.
Sebagai langkah antisipasi, Konstantinus langsung melakukan sosialisasi guna menghindari kematian sapi dan babi. Kata dia, hewan tersebut mesti dijauhi dari hujan berlebihan, terutama berkaitan dengan makanan.
Sedangkan untuk penyakit cacing hati, pihaknya langsung memberikan obat-obatan untuk ternak yang masih hidup.
Dikatakan, serangan penyakit cacing hati terjadi karena ternak mengonsumsi rumput yang telah terkena larva penyakit tertentu. Larva itu masuk ke dalam tubuh sapi dan larva kemudian berkembang menjadi cacing. Cacing itu menyerang dan hidup di dalam hati sapi. Jika jumlahnya sangat banyak, maka hati sapi rusak dan hancur sehingga sapi cepat mati.
Konstantinus meminta warga tidak mengonsumsi ternak yang mati, sebab sudah menjadi bangkai. Hal itu penting sekali guna menghindari penyakit ternak menyerang manusia. (Adrianus Aba/VoN)