“Jangan kita kecilkan arti sebuah buku bagi anak-anak. Buku yang mereka baca itu, akan membawa mereka bermimpi yang besar, punya cita-cita yang sangat tinggi dan akhirnya mereka berusaha sekuat tenaga untuk mencapai cita-cita itu”–Nila Tanzil
Labuan Bajo,VoxNtt.com- “Jangan kita kecilkan arti sebuah buku bagi anak-anak. Buku yang mereka baca itu, akan membawa mereka bermimpi yang besar, punya cita-cita yang sangat tinggi dan akhirnya mereka berusaha sekuat tenaga untuk mencapai cita-cita itu”
Itulah penggalan kalimat yang selalu dilontarkan oleh Nila Tanzil. Sosok perempuan asal Pulau Jawa- Jakarta yang peduli dengan kondisi pendidikan di Indonesia Timur, khususnya provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) itu, kini sudah melakukan gebrakan bagi anak-anak di tanah Manggarai Barat (Mabar).
Secuil kalimat itu selalu Nila utarakan setiap acara peresmian Perpustakaan baru Taman Bacaan Pelangi di 12 Sekolah Dasar (SD) di wilayah Kabupaten Mabar, Flores, NTT, 21- 27 Februari 2017.
Baca: Bantu Seribu Buku, Masyarakat Beci Lembor Apresiasi Taman Baca Pelangi
Nila, begitu akrab disapanya mulai menerapkan wujud kepeduliannya membuka perpustakaan anak dari Mabar, daerah ujung barat NTT.
Tahun 2006 lalu awal mula rasa kepedulian dengan NTT itu muncul. Kala itu ia datang ke Labuan Bajo, ibu kota Kabupaten Mabar.
Selama berada di Labuan Bajo, Nila Tanzil habiskan waktu untuk mengelilingi obyek wisata yang ada di Taman Nasional Komodo (TNK).
Selama di daerah yang sekarang sudah menjadi 7 keajaiban dunia karena keberadaan binatang Komodonya itu, rasa empatinya pun mulai muncul.
Pasalnya, ia sering melihat anak-anak kecil berlalu-lalang menyusuri sungai untuk pergi ke sekolah. Jarak yang ditempuh oleh anak-anak ini pun bisa menghabiskan berjam-jam. Tak jarang mereka harus mendaki gunung tanpa alas kaki untuk tiba di sekolah. Mereka hanya bermodalkan satu buku dan pulpen yang disimpan dalam kantong plastik.
Hal inilah yang menginspirasinya untuk berbuat sesuatu agar bisa mengedukasi anak-anak tersebut.
Wanita kelahiran Bandung itu kemudian mulai memikirkan apa yang harus diberikan kepada masyarakat setempat.
Belajar dari pengalaman masa kecilnya yang gemar membaca buku ceritera, tahun 2009 Nila Tanzil memilih untuk banting stir dari tawaran kerja yang menjanjikan di daerah asalnya Jakarta. Ia kemudian memilih mengabdi memberikan bantuan buku ceritera anak kepada sejumlah SD di wilayah Mabar.
Baca: Tahun 2017, Sebanyak 12 SD di Mabar Dapat Jatah 13 Ribu Buku
Baginya dengan membaca buku, anak-anak NTT bisa keluar dari garis kemiskinan yang meliliti. Mereka bisa meraih cita-cita dengan dibekali ilmu pengetahuan.
Itu tentu saja sama seperti kisah hidupnya semasa kecil. Nila Tanzil sesering mungkin membaca, sehingga buahnya bisa meraih prestasi di sekolah. Karena rajin membaca, ia akui bisa mendapat kesempatan kuliah di luar negeri. Hingga kini berkat kecerdasanya ia sudah mengelilingi 34 negara.
“Saya berpikir begini, apa yang didapat oleh anak sekolah di Jakarta harus didapat juga oleh anak sekolah di NTT. Apa bedanya anak-anak NTT dan Jakarta, seharusnya semuanya sama. Sama-sama Indonesia. Dengan kondisi yang berbeda itu, akhirnya saya harus memikirkan anak-anak NTT juga harus seperti anak-anak sekolah di Jakarta yaitu mendapat akses buku yang layak bagi anak-anak sekolah di NTT untuk dibaca,’’ tutur Nila.
Dengan modal yang dikumpulkan dari gaji yang diterimanya selama 3 tahun bekerja di sebuah kantor LSM di Labuan Bajo, akhirnya tahun 2009 Nila Tanzil kembali ke Jakarta. Ia kembali untuk membeli 2.000 buku ceritera untuk diberikan kepada SDI Roe, di Kecamatan Mbeliling-Mabar.
Sukses dengan perpustakaan pertamanya di Kampung Roe, Nila kemudian bertekad mendirikan Taman Bacaan Pelangi pada tahun 2009 itu.
Kini, Taman Bacaan Pelangi sudah berusia 8 tahun. Perempuan berambut pendek itu sudah mendirikan 55 perpustakaan Taman Bacaan Pelangi di 15 Pulau yang tersebar di Timur Indonesia, Papua, NTB dan NTT.
Di NTT, Taman Bacaan Pelanggi tersebar di Mabar, Mangggarai Timur, Alor dan Atambua.
Lalu di NTB tersebar di Lombok dan Sumbawa. Maluku tersebar di Banda Niera dan Pulau Bacan. Sulawesi Selatan tersebat di Gowa dan Papua terletak di Puncak Jaya dan Kepulauan Raja Ampat.
Bukan hanya memberikan ribuan judul buku ceritera setiap sekolah, Pustakawan Taman Bacaan Pelangi di masing-masing sekolah itu diberi pelatihan tentang manajemen Perpustakaan. Pelatihan diberikan untuk memberi rasa nyaman bagi pembaca.
Fasilitas seperti meja dan kursi disumbang oleh Taman Bacaan Pelangi. Begitu juga dengan desain rak-rak buku dan lukisan di dalam ruangan perpustakaan itu dilukis dengan berbagai gambar yang membuat anak-anak sekolah betah dan nyaman saat berada di Perpustakaan Taman Bacaan Pelangi.
Seakan tidak mengenal lelah, wanita yang pernah menjadi jurnalis ini mengaku akan tetap terus mengedukasi anak-anak di Timur Indonesia dengan menyebarkan semangat membaca karena ini adalah minat terbesarnya.
“Saya yakin hanya dengan membaca dan terus membaca, maka cita-cita mudah di gapai,’’ tuturnya kepada VoxNtt.com, Rabu (1/3/2017). (Gerasimos Satria/VoN)