Kupang, Vox NTT- Ketua RW III/RT V, Desa Bolok, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang, Marten Selan (57) mengeluhkan sikap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kupang yang terkesan masa bodoh dengan bencana banjir yang dialami warganya setiap kali musim hujan di daerah itu.
Penelusuran VoxNtt.com puluhan rumah di wilayah RW pimpinan Marten Selan ini tergenang banjir usai hujan lebat yang mengguyur daerah itu sejak pagi hingga sore, pada Rabu (8/3/2017).
BACA: Puluhan Rumah Warga Bolok Kupang Terendam Banjir
Kepada media ini Marten menceritakan bahwa peristiwa banjir yang melanda daerahnya itu terus terjadi di setiap musim hujan bahkan hingga 4-7 kali setahun.
Dijelaskan Marten, faktor utama yang menyebabkan terjadinya banjir di daerah itu karena di pinggir jalan sepanjang daerah Bolok tidak dibangunkan drainase atau got.
“Hal ini mengakibatkan air hujan langsung menggenang tanpa ada suluran keluar” katanya.
Ia menuturkan setiap tahun bahkan setiap musim hujan, mereka mengeluhkan keadaan ini kepada pemkab Kupang.
Namun demikian, pemerintah terkesan masa bodoh dan membiarkan masalah ini tanpa solusi.
Padahal kata dia, akibat banjir ini banyak warganya yang mengalami kerugian secara marterial.
“Setiap musim hujan pasti memakan korban pak, tanaman warga seperti jagung dan ubi jadi rusak. Babi dan ayam potong juga terendam bahkan sebagiannya mati karena tak sempat dipindahkan ke tempat yang aman” kisahnya.
Tak hanya itu, banjir pada minggu yang lalu juga membuat sebuah mobil pick up milik warga mesinnya dibelah.
“Air tergenang melampaui bak dan airnya masuk ke dalam mesin, saat itu mobil tak sempat dipindahkan karena banjir itu terjadi saat malam hari” ujarnya.
Dia berharap agar Pemerintah bisa lebih peka mendengarkan laporan masyarakat setempat terkait banjir ini agar segera dicarikan solusinya.
Sebab menurut Marten setiap kali musrembangdes di desanya, dirinya dan lingkup pemerintah desa lainnya kerap menyampaikan masalah ini di hadapan pemkab dan DPRD Kabupaten Kupang dari dapil itu.
Tetapi sampai hari ini tak ada langkah konkrit yang diambil pemerintah.
“ Jawabnya iya iya terus tetapi sampai hari ini tak ada solusi. Kondisi ini membuat kami resah pak, kalau musim hujan kami tidak bisa tidur karena air masuk ke dalam rumah pak, kasihan” keluh Marten.
Melalui media ini, dia berharap agar pemerintah dan DPRD dapil Kecamatan Kupang Barat jangan menutup mata dan terkesan masa bodoh. (Florianus Sambi Dede/VoN).