Maumere, Vox NTT-Ikatan Mahasiswa Asal Manggarai di Maumere atau biasa dikenal dengan sebutan IMAMM, mengadakan diskusi ilmiah di pantai Krokowolon-Maumere.
Diskusi ini merupakan suatu agenda khusus yang diselipkan oleh panitia untuk mewarnai rangkaian acara utama, yaitu latihan kepemimpinan kader (LKK) untuk anggota baru sekaligus pergantian kepengurusan lama, Sabtu, (25/03/2017).
Pematerinya adalah bapak Mikael Adur yang merupakan perwakilan dari orang tua Manggarai di Maumere. Dalam materi tersebut beliau menegaskan kembali akan pentingnya kebudayaan khususnya budaya “Wuat Wa’i dari sudut pandang Semangat Pendidikan Manggarai”.
Hal positif yang beliau tegaskan dari budaya Wuat wa’i ini adalah, pertama, nilai kebersamaan (ca nai).
Hal itu tidak muncul dengan sendirinya, tetapi melaui kesepakatan bersama (Nai ca anggit tuka ca leleng). Filosofi ‘ca nai’ ini mengandung spirit yang menjamin kesuksesan cita-cita dari para pelajar.
“Kita (IMAMM) mudah memberikan trobosan baru hanya jika moraitas ca nai ini tetap diabadikan dalam benak” kata Mikael.
Kedua, Nilai Solidraitas, Ada kemauan untuk menolong sesama. Apa yang kita berikan pada orang lain sangat berarti bagi mereka. Dalam arti, kesuksesan itu akan menjadi media untuk membenahkan masalah sosial yang ada di daerah Manggarai (kole ba roto rombeng atau ba tombo molor)
Sementara tanggung jawab adalah hal terakhir yang menjadi sapu tangan pembasuh letih orang tua.
“Pada dasarnya orang tua tidak menuntut materi yang lain kecuali kesuksesan berupa ijazah sebagai simbol keberhasilan dalam pendidikan”, pungkasnya. (Tedy Ndarung/VoN).