Labuan Bajo,Vox NTT-Mahasiswa Boleng di Jakarta menyumbang ratusan buku ke masyarakat Kecamatan Boleng, Manggarai Barat (Mabar).
Buku-buku itu akan disalurkan ke tiga desa di Boleng dengan maksud untuk menambah wawasan berpikir anak-anak Boleng dan masyarakat Boleng umumnya.
Aldus Daga, mahasiswa jurusan Teknologi Informatika (TI) di salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Jakarta kepada VoxNtt.com pada Minggu (2/4/2017) mengatakan lewat buku-buku yang disumbangkan itu, banyak yang hal bisa diperoleh baik itu informasi maupun ilmu pengetahuan bagi anak-anak sekolah di Kecamatan Boleng.
“Tanpa buku, kita tak mengenal apa-apa tentang lingkungan sekitar, Nusantara serta dunia. Singkatnya, buku adalah medium untuk belajar. Darinya kita bisa menabung ilmu dan imajinasi untuk masa depan,”ungkap pria yang berasal dari Lekaturi, desa Sepang, Boleng itu.
Sementara itu, Sandro Taking, mahasiswa jurusan Administrasi Pajak menerangkan bahwa ratusan buku tersebut terdiri dari beragam jenis, baik untuk anak-anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) maupun usia dewasa.
Untuk mendapatkan lusinan buku tersebut, mereka menyisihkan duit dari belanja bulanannya. Mereka juga memanfaatkan jaringannya yang tersebar luas seperti halnya dari Nias (Sumatera Utara), Nunukan (Kalimantan Timur), Natuna (kep. Riau), Merauke (Papua) dan Tomohon (Sulawesi Utara).
Semuanya spontan tergerak karena merasa punya kesamaan nasib dengan Boleng.
“Kami semua punya cita-cita menciptakan generasi Boleng yang handal puluhan tahun ke depan. Duit kami tidak seberapa, kami memberi dari kekurangan,”terang pria asal Wangkung, Boleng ini.
Masalah Akut
Sandro melanjutkan, masalah pendidikan di NTT sebenarnya sangat akut. Boleng hanya salah satunya saja. Kalaupun ada yang ingin sekolah itu belum sebanding dengan orang yang tidak sekolah.
Sementara di sisi lain, peran Pemda untuk menarik minat anak-anak untuk sekolah masih minim. Jadi, butuh peran tangan-tangan lain termasuk melalui buku.
Diketahui, untuk menambah pengadaan buku, mahasiswa Boleng juga bekerjasama dengan Yayasan Taman Bacaan Pelangi. Yayasan ini telah banyak berkarya membantu pendidikan di NTT dan Indonesia umumnya.
Founder Yayasan Pelangi Impian Bangsa, Nila Tanzil mengakui, hingga kini perpustakaan yang dibangunnya belum menyasar ke wilayah Boleng.
“Itu karena terbatasnya akses ke Boleng” kata Nila
Nila berharap semakin banyak orang punya niat membangun perpustakaan di daerah-daerah.
” Saya sangat senang ada yang punya niat membangun daerahnya. Buku adalah jendela dunia. Anak-anak desa harus tahu tentang dunia. Tidak kalah jauh dengan anak-anak kota,”pungkasnya. (Gerasimo Satria/VoN).