Borong, Vox NTT- Pendidikan kontekstual Lonto Leok Kabupaten Manggarai Timur (Matim) sudah resmi diluncurkan, Selasa (2/5/2017).
Peluncuran ini bertepatan dengan perayaan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas ) ke – 72 tingkat Kabupaten Matim di Lapangan Apel Lehong-Borong.
Launching pendekatan pembelajaran pendidikan karakter konstekstual lonto leok ini ditandai dengan penandatangan Banner program oleh Bupati Matim Yoseph Tote, didampingi wakil bupati, Pimpinan DPR, Kepala Dinas Pendikan dan Kebudayaan (PK) dan Direktur Wahana Visi Indonesia ADP Matim.
Dalam kesempatan itu Kadis PK Matim, Frederika Soch berjanji akan mereplikasi model pembelajaran lonto leok secara meluas di seluruh sekolah di kabupaten itu.
“Prinsip kami, pendidikan adalah urusan semua orang, jadi kami sangat terbuka terhadap pihak-pihak yang ikut secara bersama membangun pendidikan di Kabupaten Manggarai Timur. Apa yang sudah dilakukan oleh Wahana Visi Indonesia adalah bukti bahwa banyak pihak peduli dan pemerintah harus terbuka terhadap hal-hal baik yang tujuannya baik,” kata Frederika dalam press release yang diterima VoxNtt.com, Rabu, (3/5/2017).
Untuk diketahui, pendidikan kontekstual lonto leok pertama kali diterapkan oleh WVI Matim di berbagai sekolah dampingannya pada tahun 2016 lalu. Lonto Leok dalam budaya Manggarai berarti duduk bersama untuk berdiskusi dalam mencapai mufakat.
Dalam acara peluncuran itu, Manager WVI ADP Matim Margaretha EgaWoda, menyampaikan apresiasinya kepada Pemkab Matim karena sangat aktif dan mau terlibat dalam pelaksanaan Program Pendidikan Karakter kontekstual lonto leok.
“Kami merasa sangat dibantu dengan respon aktif Pemerintah Daerah. Kami berterima Kasih kepada Bapak Bupati dan Wakil Bupati, Pimpinan DPRD, Kadis PK dan seluruh element masyarakat Kabupaten Manggarai Timur yang telah sangat baik menerapkan apa yang menjadi tema dan sprit pembangunan pendidikan di Manggarai Timur yaitu Pendidikan Oleh Semua,” ujar Margaretha.
Jurnal Kosa Kata Ikut Diluncurkan
Pada Kesempatan yang sama, dalam rangka mendukung program Pembelajaran Kontekstual Lonto leok , Bupati Yoseph Tote juga meluncurkan Jurnal Pendidikan Karakter Kontekstual Lonto leok Kosa Kata.
Jurnal pendidikan ini sebagai bentuk kongkrit dalam upaya peningkatan mutu guru. Jurnal juga memberi ruang bagi guru untuk menulis dan membagi paraktik baik yang dilakukan dalam proses pembelajaran di sekolah.
Konsultan Lembaga riset dan training psikolog Jefrin Haryanto Research Centre (JHRC), Elsa Sambang menyatakan kesiapannya mendampingi guru-guru dalam menulis.
Prosesnya kata dia, akan learning by doing.
“Jadi jangan takut untuk menulis, karena guru akan kami dampingi,” kata Sambang.
Dia menjelaskan menulis dan membaca harus menjadi budaya para guru di Kabupaten Matim. Jurnal kosa kata itu rumah menulis bagi guru.
Kadis PK Matim, Fredericha Soch menyambut baik lahirnya Jurnal Pendidikan ini.
“Kami berterima kasih kepada Wahana Visi Indonesia yang memfasilitasi Jurnal ini dan mendampingi para guru kami untuk menulis. Literasi yang sesungguhnya itu harus dimulai dari guru,” ujar Frederika.
“Anak menulis dan membaca itu harus dimulai dengan contoh yang baik dari gurunya,” tambahnya.
Frederika mengaku, Bupati Tote selalu mengingatkan untuk serius mengembangkan budaya literasi ini, baik pada guru maupun pada anak-anak. Jurnal pendidikan kosa kata ini adalah salah satu jawabannya.
“Semoga bisa membantu banyak guru-guru kita untuk selalu menjadi guru pembelajar,” katanya. (Adrianus Aba/VoN)