Ratna Jawa*
Kehilangan Neptunus
Ada rindu yang tersesat dalam sanubari
Yang hampa tanpa sebuah jawaban.
Menebar rasa kegelisahan yang hampir merambat
Pada akar-akar memory.
Engkau pergi dengan ketulusan, melangkah tanpa pamit.
Laut biru seakan menyatu dengan kisahmu.
Gulungan ombak menghampirimu
Hingga sekali-kali engkau bersetubuh dengannya.
Kau membuat hatiku meronta karena cemburu yang teramat sakit.
Hallo neptunus…
Apa kabarmu dilaut sana?
Masihkah engkau menceritakan tentangku?
Serba-serbi coretan pena didiaryku kini menjadi usang
Karena menantimu.
Neptunus..
Kehilanganmu hanya membawa secuil kisah kita
Tapi tidak dengan cinta.
Karena cinta tak akan mati didasar lautmu.
Embun yang Galau
Hangatnya malam seakan hampa.
Mimpi akan dirimu seolah selesai.
Aku tak menemukanmu semalam.
Kemanakah kau yang menghangatkan malam
Dengan sebuah ucapan kata.
Tiba- tiba cahaya bening menyambut.
Letusan mentari mulai tak berarti.
Sentuhan embun tak menyatu.
Aku sedang cari sang kekasih.
Pikiranku seakan telanjang.
Meronta seakan terus mencarinya.
Dimanakah?
Cukup kau mengatakan kau dimana.
Karena rindu ini selalu menyayat hati.
(*) Ratna Jawa,mahasiswi Program Studi Pendidikan Matematika dan bergiat di Komunitas Sastra Hujan Ruteng.