Ruteng, Vox NTT- Kordinator JPIC Keuskupan Ruteng, Pastor Martin Jenarut angkat bicara soal aktivitas penggalian batu di Nte’er Desa Mata Wae Kecamatan Satar Mese Barat Kabupaten Manggarai.
Pasalnya, aktivitas tersebut sudah merusak struktur hutan sekaligus berpotensi terjadinya longsor. Fenomena itu, kata Jenarut, pada gilirannya dapat membahayakan pengguna jalan.
“Pemda harus tegas menindak oknum-oknum tersebut,” katanya melalui pesan WhatsApp, Kamis (1/6/2017).
Sebelumnya diberitakan, aktivitas galian batu di samping jalan negara Ruteng-Labuan Bajo di tempat itu berjalan masif. Fenomena itu membuat keselamatan pengguna jalan negara ini terancam.
Baca: Galian Batu di Nte’er Tak Ditertibkan, Keselamatan Pengguna Jalan Terancam
Ancaman menjadi terbuka ketika galian batu itu berlangsung di bukit yang letaknya persis di samping jalan. Namun, anehnya sampai sekarang aktivitas galian tersebut tak kunjung ditertibkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manggarai.
Lorens Hambut, pengendara sepeda motor yang mengaku berasal dari Lembor Manggarai Barat kepada VoxNtt.com Minggu (29/5/2017) lalu mengaku was-was tiap kali melewati titik itu. Sebab jika tidak, cetus Hambut, celaka pasti menimpanya.
“Takutnya nanti pas lewat ada batu yang jatuh dari atas atau mungkin longsor. Kita kan tidak tahu. Makanya kalau lewat di sini saya selalu lihat ke atas sambil memacu kendaraan lebih laju,” katanya.
Pernah suatu ketika, kisah Hambut, ia berkendara dari Lembor ke Ruteng. Sampai di titik itu, ia terpaksa berhenti karena ada dua orang yang sedang melakukan aktivitas galian batu.
“Saya lihat waktu itu ada satu orang di atas gali batu dan guling ke jalan. Satunya lagi tinggal di jalan untuk sein kendaraan supaya jangan lewat dulu. Pas batunya sampai di jalan baru kami dipersilakan lewat,” jelasnya.
Karena itu, ia heran dengan sikap Pemkab Manggarai yang terkesan membiarkan aktivitas galian itu terus berlangsung. Padahal, jelas sekali aktivitas itu sangat berbahaya bagi penguna jalan.
“Saya harap pemerintah turun tangan untuk larang mereka itu. Sebab kalau tidak, bisa saja nanti ada orang yang mati di sini,” pintahnya. (Ferdiano Sutarto Parman/VoN).