Kefamenanu,Vox NTT-Oknum Kepala Sekolah (Kepsek) SMAN 1 Manufui, Kecamatan Biboki Selatan, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) berinisial VP diduga telah melakukan pungutan liar (Pungli) saat pencairan dana Program Indonesia Pintar (PIP).
Pasalnya, VP secara sepihak memotong dana sebesar Rp 200 ribu dengan dalil uang komisi PIP dan administrasi.
Dugaan pungli tersebut terungkap saat orangtua siswa penerima PIP diminta datang ke sekolah guna untuk pencairan pada Kamis, 15 Juni 2017.
“Beasiswa per siswa kan Rp 1 juta, tapi dari 1 juta tersebut sebesar Rp 725 ribu untuk uang sekolah dan juga ada lagi potongan Rp 200 ribu katanya uang komisi PIP, uang komisi sampai Rp 200 ribu ini yang kami tidak puas karena memang sebelumnya tidak ada kesepakatan,” ungkap salah satu orangtua siswa SMAN 1 Manufui penerima beasiswa PIP yang meminta namanya dirahasiakan kepada VoxNtt.com, Jumat (16/6/2017).
Sumber VoxNtt.com tersebut meminta agar apa yang menjadi hak murid harus diberikan untuk dapat memenuhi keperluan sekolah penerima.
Orangtua siswa itu berharap agar dugaan Pungli oleh VP bisa mendapatkan perhatian khusus dari pihak terkait agar tidak berdampak negatif pada siswa.
“Kita juga mengerti tapi potongan cukup Rp 5 ribu atau Rp 10 ribu saja to, ini sampai Rp 200 ribu memang, kalau jumlah sampai 200 lebih ini sudah berapa totalnya?,” tegasnya sambil menunjukkan bukti kuitansi penerimaan dana PIP.
Orangtua murid lainnya mengungkapkan, sebelum ia enemui bendahara sekolah, VP sempat mengutarakan bahwa bagi siswa – siswi yang sudah lunas uang sekolahnya cukup dipotong setengah.
Anehnya saat orangtua murid itu menemui bendahara sekolah malah dilakukan potongan seluruhnya yakni Rp 200.000.
Bahkan saat orangtua melakukan protes, VP malah meminta agar yang tidak setuju dengan tindakan tersebut silahkan memindahkan anaknya dari sekolah tersebut.
“Kami minta biar setengah saja dari total dana Rp 1 juta tersebut nanti baru dilengkapi lagi karena memang pemotongan Rp 725 ribu itu untuk tahun ajaran 2017/2018 agar bisa membeli seragam dan sepatu tapi tetap mereka tolak,” ungkapnya.
Sementara itu, VP ketika dikonfirmasi VoxNtt.com di gedung SMAN 1 Manufui membantah telah melakulan pemotongan sebesar Rp 200 ribu per siswa penerima beasiswa PIP untuk komisi.
“Tidak ada istilah uang komisi PIP, potongan tersebut sudah sesuai kesepakatan awal tahun ajaran untuk kepentingan uang les sore bagi siswa kelas 3 dan juga untuk uang sekolah siswa,” tegasnya.
Dia mengaku merasa kesal dengan ulah oknum tertentu yang telah melakukan pengrusakan terhadap motor miliknya pada hari kamis. VP menduga hal tersebut dilakukan oleh pihak yang tidak puas dengan kebijakan tersebut.
Dia menegaskan, ke depan dirinya tidak akan mau mengurus lagi proses pencairan dana PIP karena tidak saling pengertian antara dirinya dengan orangtua.
“Silahkan besok pak datang karena besok pembagian raport sekaligus klarifikasi terkait hal ini biar semuanya clear,” tegas VP. (Eman Tabean/VoN)