Atambua, Vox NTT-Berkunjung ke Belu, rasanya belum lengkap jika belum mencicipi keindahan panorama alam Fulan Fehan, sebuah pesona wisata alam yang masih perawan dan belum sedikitpun tersentuh oleh tangan manusia.
Selain keunikan pemandangan alam, Fulan Fehan juga menyimpan banyak nilai historis dan budaya.
Pengunjung akan mulai merasakan belaian kabut dan suguhan panorama ketika sudah memasuki wilayah Lamaknen.
Terletak di Desa Dirun, Kecamatan Lamaknen-Belu, Fulan Fehan belum begitu tersohor namanya.
Obyek ini baru mulai dikenal dan digemari beberapa bulan belakangan. Obyek wisata yang kental dengan kesan mistis dan panorama alam ini memang belum dipromosikan dengan baik oleh pemerintah setempat.
Lokasinya berjarak kurang lebih 60-an kilometer dari Atambua, ibukota Kabupaten Belu dan membutuhkan waktu tempuh sekitar satu jam lebih.
Rasa capai akan terbayar lunas ketika kaki anda berpijak serasa di atas awan dan gumpalan kabut menyelimuti sekujur tubuh.
Indah memang, lokasi Fulan Fehan yang terletak di lereng pegunungan dan dataran yang menjadi arena bermain para gembala bersama gembalaan dan kuda-kuda berkelompok seolah menjadi tuan rumah yang ramah memanjakan mata dan jiwa.
Selain akses transportasi yang mudah, untuk menikmati keindahan Fulan Fehan, anda tidak perlu merogo kocek sebanyak ketika berkunjung ke tempat-tempat wisata mainstream pada umumnya.
Cukup dengan Rp.5000 saat masuk di pintu gerbang karena saat tiba, masyarakat setempat akan menerima tamu dengan tradisi setempat yaitu memberikan layanan sirih dan pinang.
Pengunjung dipersilahkan untuk mengambil sekeping pinang atau lebih dan sirih yang disuguhkan. Para pengunjung boleh meninggalkan uang pada sebuah tempat yang sudah disediakan.
Jika ingin berjalan dari kaki gunung, energi memang akan terkuras. Namun jangan salah, sepanjang pendakian yang berjarak kurang lebih 2 KM, pengunjung akan dimanjakan dengan view yang sangat indah.
Selain itu, ada situs bersejarah yang bisa dikunjungi sebelum tiba di puncak yaitu Benteng Makes, sebuah benteng yang terbuat dari batu dan berlapis tujuh.
Benteng yang masih kuat kesan mistisnya ini menyimpan banyak nilai historis tentang perjuangan melawan penjajah.
Di sekitar benteng Makes, ada sebuah peninggalan meriam besar yang menjadi saksi bisu pengorbanan para pejuang dalam memperjuangkan kemerdekaan.
Melihat semakin banyak yang mengunjungi Fulan Fehan dan mem-viralkan melalui media sosial, pemerintah mulai tergerak untuk mempromosikan obyek wisata Fulan Fehan.
Namun tak dapat dipungkiri, agar bisa menarik banyak wisatawan baik lokal maupun mancanegara, pemerintah setempat diminta untuk menyiapakan sarana dan prasarana penunjang seperti shelter, kamar mandi serta sarana lain yang dibutuhkan, mengingat lokasi Fulan Fehan yang berada di puncak dan sangat terbuka.(Marcel Manek/VoN).