Kupang, Vox NTT-Mengamati dinamika politik yang berkembang pasca fit dan proper test yang dilakukan DPP PDI Perjuangan pada tanggal 17 Oktober 2017 lalu, Aktivis BARA JP NTT, Bertus Selly kembali angkat bicara soal kemungkinan partai itu mengusung calon gubernur NTT non kader.
“Jika PDI Perjuangan import kader dari luar untuk dicalonkan dalam kontestasi pilgub 2018 mendatang, maka, berpotensi gerbong PDI Perjuangan bakal tidak solid dalam memenangkan calon gubernur NTT nanti” ungkap Bertus dalam press release yang diterima Vox NTT, Kamis (02/11/2017).
Sebagai Partai incumbent di NTT, dia menyerukan agar PDI Perjuangan NTT mesti memastikan demokrasi di internal berjalan dengan baik.
Menurutnya, soliditas kader tergantung pada bagaimana Partai menghargai kadernya sendiri yang sudah berjuang selama bertahun-tahun.
“Usung kader itu adalah bentuk penghargaan terhadap kader-kader partai yang bekerja lama membesarkan partai tanpa kenal lelah” ungkap Bertus.
“Jika basis penilaian salah satu adalah kapasitas kepemimpinan dan komitmen kerakyatan, saya kira ketiga calon dari kalangan PDI Perjuangan juga memiliki kemampuan itu,” tambahnya.
Tiga Nama
Mengenai kapasitas tersebut, Bertus mengungkapkan ada tiga nama yang sudah teruji dan terbukti membangun NTT.
Mereka adalah Raymundus Fernandez, Bupati TTU 2 periode yang berhasil mengeluarkan TTU dari kemiskinan dengan program-program yang merakyat.
Kristo Blasin, Mantan Anggota DPRD NTT 3 periode yang pernah menjabat sebagai wakil ketua DPRD NTT.
“Kristo selalu bersama pemerintahan Provinsi melahirkan regulasi dan menetapkan anggaran yang pro rakyat NTT” pungkasnya.
Lalu Daniel Tagu Dedo, Mantan Dirut Bank NTT, dimana selama kepemimpinannya, beliau tercatat sebagai dirut yang berprestasi dan menjadikan bank NTT sebagai bank yang berkiprah sangat baik di level nasional.
“Bank NTT di bawah kepemimpinan Daniel Tagu Dedo, mampu menaikan omzet dari 2,9 triliun tahun 2008 menjadi 12 triliun sebelum diberhentikan” jelasnya.
Fungsi Parpol Gagal
Sebelumnya, pengamat Politik dari Universitas Nusa Cendana, Lasarus Jehamat menilai Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) gagal menjalankan peran politiknya jika mengusung calon Gubernur non-kader.
Hal ini diungkapkan Jehamat melihat geliat terkini partai berlambang banteng itu mendukung bakal calon Gubernur NTT dari luar partai.
“Kalau merunut fungsi parpol, jika PDIP gagal mengusung calon, berarti partai tersebut gagal menjalankan peran politiknya,” ungkap Jehamat saat dikonfirmasi Vox NTT lewat pesan WhatsApps, Rabu (01/11/2017).
Menurut dia, realitas itu bisa dibaca dalam beberapa soal. Pertama, PDIP gagal menciptakan kader yang militan dan kompetitif di NTT. Kedua, jika PDIP tidak mengusung calon, bayangan kita harus tertuju pada realitas kepentingan.
Ketiga, dia menjelaskan bahwa fakta itu berimplikasi pada munculnya distrust pada parpol.“Bahwa secara kelembagaan, kepentingan menguasai elit-elit PDIP di dalamnya” tegas peneliti senior di Institute Sophia Kupang ini.
“Dengan kata lain, ketidakmampuan PDIP menciptakan kader menunjukan bahwa partai memang sibuk mengurus diri dan kelompok dan tidak berpikir untuk rakyat,” tegasnya.
Penulis: Tarsi Salmon
Editor: Irvan K