Ruteng, Vox NTT– Eti (50), janda asal Taga, Kelurahan Golodukal, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai kecewa dengan pengelola Program Keluarga Harapan (PKH) Kementerian Sosial Republik Indonesia yang ada di Kabupaten Manggarai.
Dia kecewa lantaran tak diakomodir dalam kelompok penerima program kesejahteraan tersebut. Padahal, dia sudah menjanda sejak tahun 1990 lalu. Selain lama menjadi janda, dia juga menanggung beban rumah tangga yang besar.
“Saya janda sejak tahun (19) 90 dan punya anak tiga orang, tapi tidak dapat PKH. Sementara, banyak keluarga yang masih mampu, tapi dapat,” katanya kepada VoxNtt.com, Kamis (30/11/2017).
Selain tak dapat PKH, kata Eti, dia juga mengaku tak mendapat bantuan lain seperti beras sejahtera. Padahal bantuan-bantuan seperti itu sangat dibutuhkan keluarganya.
“Jujur, kami sangat butuh, tapi mau bagaimana lagi,” tukasnya.
Sebab itu, dia meminta pengelola PKH melihat kembali data penerima yang ada. Menurutnya, data yang ada belum menampung semua masyarakat yang membutuhkan.
“Tolong utamakan kami ini, karena jujur saja kami sudah tidak bisa apa-apa lagi,” pintahnya.
Di tempat yang sama, janda Berta (53) juga kesal karena dirinya tak diakomodir sebagai penerima PKH. Padahal, dia juga sudah lama menjanda.
“Saya ini janda tapi suami saya masih hidup. Kami dulu cerai hidup. Anak saya empat orang, dua merantau, satu sudah punya suami dan satunya lagi tinggal dengan saya, tapi dia sakit. Jadi, saya tulang punggung keluarga,” ujarnya.
Karena itu, dia mempertanyakan data yang dipakai pengelola PKH dalam menentukan penerima program tersebut.
“Saya tidak tahu bagaimana datanya itu sampai kami ini tidak dapat (PKH),” tanya Berta.
Sementara, hingga berita ini diturunkan, pengelola PKH Kabupaten Manggarai belum bisa dikonfirmasi.
Kontributor: Ano Parman
Editor: Adrianus Aba