Kupang, Vox NTT-Menyambut musim penghujan di NTT dan di Timor khususnya, Komunitas Pustaka Jalanan Leko Kupang akan menyelenggarakan festival Tpoi Ton, sebuah pesta kecil menghikmati hujan.
Tpoi Ton adalah ritual adat dalam tradisi masyarakat Dawan Timor Tengah Utara untuk menyambut hujan musim tanam (ul ton).
Tujuan ritual adat Tpoi Ton dalam masyarakat Dawan adalah agar hujan turun teratur, tanah diberkarti, dan benih yang ditanam kelak bisa bertumbuh subur.
Sesuai rencana Festival Tpoi Ton akan berlangsung selama dua hari, Jumat-Sabtu, 8-9 Desember 2017, di Aula Utama Museum Provinsi NTT. Festival ini akan melibatkan berbagai komunitas seni dan seniman-seniman Kota Kupang.
Pada hari pertama, Jumat 8 Desember 2017, festival akan dibuka pada pukul 14.00 dengan pameran karya rupa hasil kreativitas seniman-seniman Kota Kupang dan kota-kota lain.
Beberapa seniman yang akan terlibat dalam pameran karya rupa ini antara lain Mando Soriano (Timor Leste), Gus Noy (Balikpapan), Tayuko (Jepang) Ape (Kupang), dan beberapa seniman lainnya.
Acara akan dilanjutkan dengan bincang proses yang melibakan pegiat kemanusiaan dari Jaringan Relawan Untuk Kemanusiaan (JRUK) Kupang, dan pengggas Fsetival Wai Humba.
Setelahnya akan ada Bincang Buku yakni diskusi mengenai buku Membaca Jejak Kekuasaan karya Gusty Fahik dan Usaha Membunuh Sepi karya Felix K. Nesi.
Rangkaian acara hari pertama akan ditutup dengan sharing lintas minat seni, bersama para seniman lukis, kartunis, ilustrator, dan fotografer yang karyanya ditampilkan dalam pameran karya rupa.
Pada hari kedua, Sabtu 9/12, pameran karya rupa akan terus dilanjutkan mulai pukul 10.00. Selain pameran karya rupa, akan ada pemutaran film-film pendek yang melibatkan Komunitas Film Kupang (KFK).
Sabtu malam akan ada pementasan teater dan monolog yang akan melibatkan beberapa seniman panggung dan Teater Satu Timor Kupang.
Panggung teater pada malam kedua itu akan menampilkan 3 pementasan yakni, “Pencuri Periuk Tanah” (monolog) dengan pelakon Dejan Djenlau, penulis naskah dan sutradaranya adalah Abner Raya Midara.
“Teror” (monolog) dengan pelakon Anggi Prischa, dari naskah karya Putu Wijaya dan disutradarai oleh Abdy Keraf. “Sandiwara Bunuh Diri” akan dipentaskan oleh Teater Satu Timor, penulis naskah Abner Raya Midara dan disutradarai oleh Decky Seo.
Menurut koordinator Komunitas Leko, Herman Efriyanto Tanouf, Festival ini tidak lain adalah salah satu usaha melestarikan budaya dan tradisi lokal meski dimaknai sesuai kondisi aktual.
Masyarakat Kota Kupang dapat mengambil bagian dalam festival ini, karena festival ini terbuka untuk siapa saja yang mau hadir dan menikmati karya-karya seni yang ditampilkan di sana.
Kontributor: GF
Editor: Irvan K