Atambua, Vox NTT– Kain tenun dengan motif yang khas dengan menggunakan pewarna alami dari kabupaten Belu, merupakan salah satu tenunan terbaik yang ada di Indonesia.
Hal tersebut dikemukakan Sekretaris Jendral Dewan Kerajinan Nasional (Degranas), Euis Saedah di Atambua Jumat, (5/1/2018) dalam kegiatan pelatihan lanjutan pemanfaatan pewarna alami bagi kelompol Tenun Ikat di kabupaten Belu.
“Indonesia itu sangat kaya alam dan budayanya. Ternyata di Belu ini luar biasa. Dan menurut pengamatan saya merupakan salah satu terbaik di antara semua tenun yang ada di Indonesia” demikian diakui Euis.
Euis mengatakan bahwa keindahan tenun ikat Belu yang eksotik mendapat posisi tawar yang tinggi karena saat ini dunia mulai melirik produk eco-fashion dan salah satunya adalah tenun Belu dengan pewarna alami.
Dirinya mengaku sangat gembira karena ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Degranasda) Kabupaten Belu sangt pro aktif untuk mengembangkan potensi tenun ikat dengan menggunkan pewarna alami. Menurut dia dengan cara tersebut, warisan budaya dapat dihidupkan kembali.
Pada kesempatan itu, Euis juga meminta agar Degranasda di kabupaten dan propinsi membangun sinergi dengan Degranas untuk sama-sama bekerja melestarikan budaya.
Pelatihan lanjutan mahir menggunakan pewarna alami didampingi oleh Yayasan Warna Alam Indonesia(Warlami) yang bekerja sama dengan Degranasda kabupaten Belu.
Terpisah, ketua Warlami Indonesia, Myra Widiono mengatakan bahwa potensi bahan pewarna alami di Belu sangat luar biasa.
Hal tersebut diketahuinya setelah tiga kali melakukan penelitian lapangan dan bersama timnya, Myra menemukan banyak corak warna yang khas di Belu.
Setelah menemukan potensi bahan pewarna alami, Myra bersama tim Warlamai sudah melakukan uji coba dan sudah tiga kali memberikan pelatihan pewarnaan alami kepada 80 orang penenun di Belu. Bahan-bahan pewarna ini diambil dari hutan di kecatan Raimanuk Belu.
Penulis:Marcel Manek
Editor: Boni J