Kupang, Vox NTT– Pendaftaran paket Benny K Harman dan Beny A Litelnoni (HARMONI) sebagai bakal calon Gubernur NTT beberapa hari lalu menampilkan sesuatu yang unik.
Dalam prosesi pendaftaran itu, pelangi kebhinekaan NTT sungguh menyata lewat pertunjukan tarian khas daerah yang dipentaskan relawan HARMONI di depan kantor KPU Provinsi NTT.
Tak hanya tarian yang dipentaskan, para relawan, keluarga dan simpatisan juga mengenakan pakaian adat daerah NTT sebagai aplikasi tagline “Kita Bhineka, Kita Harmoni”.
BKH sendiri memakai destar, selendang, dan kain tenun bermotif songke Manggarai, sementara istrinya, Maria G. Ernawati Harman terlihat apik mengenakan busana adat Sikka.
“Tagline kami kan kita Bhineka, kita Harmoni. Saya sebagai orang Dikka yang lahir dan besar di Sikka bangga menggunakan pakaian adat Sikka. Selain menunjukkan kebhinekaan, saya juga mau menunjukkan identitas saya sebagai orang Sikka” pungkas Ibu Erna, saat diwawancarai VoxNtt.com di sela-sela prosesi pendaftaran, Senin (08/01/2018).
Erna sendiri mengaku di balik pakaian adat yang dikenakan perempuan Sikka terkandung nilai dan penghargaan.
Perihal itu, dia menyebut di Sikka ada adagium yang berbunyi “Du’a utan(g)ling labu welin(g)” yang arti dan atau maknanya kurang lebih “kain sarung dan baju setiap wanita haruslah bernilai, berharga”.
Tak hanya bangga memakai pakaian adat, terinspirasi dari busana adat Sikka, lulusan doktor Universitas Indonesia ini ternyata punya mimpi besar untuk memajukan tenun ikat NTT yang tergolong bermutu tinggi dengan motif dan corak yang beraneka warna.
“Tenun ikat harus dilestarikan karena saya melihat anak-anak muda sekarang sudah jarang yang bisa menenun. Karena itu kerajinan tenun harus diperjuangkan untuk menjadi mulok (muatan lokal) di sekolah-sekolah,” kata alumni SMPK Frater dan SMA Sint Gabriel-Maumere ini.
Erna mengakui para pengrajin tenun masih konvensional dalam memproduksi busana adat daerah. Karena itu perlu membuat pelatihan khusus agar para pengrajin pintar mengkombinasikan warna.
Tujuannya agar corak tenun tersebut terlihat eye catching dan mempunyai nilai jual di pasaran.
“Kalau kami tepilih nanti, saya dan pa Benny akan mencari pasar untuk menjual tenun ikat NTT, sehingga pengrajin terpacu dan dapat membantu meningkatkan ekonomi keluarga” harapnya.
Penulis: Tarsi Salmon
Editor: Irvan K