Kupang, Vox NTT- Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Maranatha Kupang melantik 90 Ners muda di aula Lantai III kampus itu, Sabtu (10/02/2018).
Ke-90 Ners tersebut siap berkontribusi pada bidang kesehatan Indonesia.
Ketua STIKes Maranatha Kupang , Mery L.F Tumeluk, SST.MPH dalam sambutannya mengatakan, kampus itu telah menghasilkan banyak lulusan Ners yang telah terpakai di berbagi institusi dan fasilitas kesehatan, baik pemerintah maupun swasta.
”STIKes Maranatha Kupang telah meluluskan 90 orang Ners muda pada hari ini. 341 lulusan yang dihasilkan oleh STIKes Maranatha samapai saat ini, Sebagian besar sudah bekerja di berbagi fasilitas kesehatan baik yang di dalam negeri maupun luar negeri, khusunya banyak di negara Timor Leste. Ini menunjukan bahwa STIKes Maranatha mampu bersaing dengan lulusan dari perguruan tinggi lainnya,“ Kata Mery.
STIKes Maranatha pada tahun 2017 kata dia, telah mendapatkan penghargaan dari Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia sebagai kampus dengan lulusan terbaik dan tertinggi ujian kompetensi Ners regional X wilayah Bali Nusra.
“Para lulusan harus melewati ujian kompetensi maka perawat akan mendapatkan lisensi berupa surat tanda registrasi sehingga perawat itu dinyatakan legal,“ pungkas Mery.
Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) NTT, Aemilianus Mau, mengatakan, setelah dilantik dan disumpah sebagai Ners dalam bekerja harus menghargai sumpah dan profesi.
“ Sumpah ini tidak main-main. Urusannya dengan Tuhan. Perawat haruslah memiliki jiwa caring dan profesional. Kalau ada pasien yang datang baik itu gawat ataupun tidak, jangan lebih keurusan administrasi baru kita menolongnya. Jangan lebih penting urusan administrasi daripada urusan kemanusiaan,“ tegas Mau.
Dia menambahkan, bagi para lulusan nilai tinggi tidak bisa dijadikan acuan bahwa sudah menjadi perawat profesional. Namun harus teruji yakni dengan mengikuti ujian kompetensi Ners.
“Lulus ujian kita akan mendapatkan surat tanda registrasi atau STR , baru kita bisa melaksnakan fungsinya kita sebagai perawat, karena kita sah secara Undang-undang. Tidak ada alasan perawat tidak memiliki STR,“ tukas Mau.
Kepala dinas Nusa Tenggara Timur yang diwakili oleh Kepala Bidang Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) NTT Lusiana Hermanus, mengatakan, STIKes Maranatha sudah meluluskan banyak tenaga kesehatan di NTT.
Harapannya para lulusan mampu bersaing di era globalisasai ini. Bukan hanya di daerah NTT saja, tetapi nasional ataupun internasional.
“Sekarang status saudara sekarang sudah berubah, bukan mahasiswa lagi. Jika nanti kalian bekerja terapkan ilmu yang kalian dapat itu dalam pelayanan kesehatan untuk kesehatan masyarakat. Perawat harus memiliki 5 komponen yang harus dipertahankan yaitu sikap, pengetahuan, legalitas (STR), skil dan kerja sama tim,“ ungkapnya.
Pada kesempatan tersebut, Lusia dengan tegas mengatakan akan merekrut lulusan terbaik STIKes Marantha kupang.
“Dengan resmi yang tadi lulusan terbaik itu, saya rekrut untuk jadi PTT daerah NTT , silahkan bawa lamaran ke dinas kesehatan, menghadap saya dan saya akan mengajukan SK dari bapak Gubernur, tapi dengan satu syarat harus ada STR,“ kata Lusia.
Sementara itu, Mewakili mahasiswa, Rizqi Rizaldi, mengucapkan terima kasih kepada orang tua, semua orang yang mendukung, lebih khusus kepada STIKes Maranatha Kupang yang telah memberikan kesempatan kepada mereka untuk belajar.
Acara angkat sumpah dan pelantikan Ners STIKes Marantha Kupang diramaikan oleh grup tarian, serta paduan suara mahasiswa di kampus itu.
Untuk diketahui, pada acara pelantikan Ners tersebut turut Hadir Kabid Kepala Bidang Sumber Daya Manusia Kesehatan ( SDMK) NTT Lusiana Hermanus, SH.MH, Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Nusa Tenggara Timur Aemelianus Mau, S.Kep,Ns. Mkep, Ketua PPNI Kabupaten Andi Mandala , para kepala dari berbagai intasi kesehatan, tokoh masyarakat , dan berbagai elemen lainnya.
Penulis: Tarsi Salmon
Editor: Adrianus Aba