Ruteng, Vox NTT- Kualitas pendidikan di Provinsi NTT buruk. Hal itu ditandai dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) NTT yang berada di urutan buncit dari 34 provinsi di seluruh Indonesia.
Demikian disampaikan Ketua STKIP Santo Paulus Ruteng sekaligus praktisi pendidikan, Pastor Yohanes Servatius Boy Lon dalam seminar bertema “Mencari Pemimpin NTT Yang Negarawan” di Aula Missio STKIP Ruteng, Sabtu (17/3/2018).
“Sejak 2010, IPM NTT berada di urutan 30 dari 34 provinsi di seluruh Indonesia dan di tahun 2016 berada di urutan 32, nilai 63, 13 % ; sementara rata-rata nasional nilai 70, 18%, dan meningkatnya usia anak putus sekolah,” jelasnya.
Menurut Pastor John, ada beberapa persoalan yang menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan di NTT, yakni profesionalisme guru, rendahnya pendapatan ekonomi masyarakat, kepemimpinan dan manajemen sekolah yang kurang profesional dan tidak visioner.
Baca: Mencari Pemimpin NTT Yang Berwatak Negarawan
Selain itu, dia juga mengatakan hal lain yang menyebabkan buruknya kualitas pendidikan NTT adalah keberpihakan dan komitmen pemerintah terhadap pendidikan tidak tuntas dan terkesan pragmatis dan rendahnya budaya mutu di sekolah.
“Rentetatan fakta buruk tersebut wajib mendapat perhatian dari calon pemimpin NTT lima tahun kedepan. Pemimpin yang mampu membawa perubahan, pembaharuan, terobosan dan harapan dalam peningkatan mutu pendidikan NTT adalah beberapa kriteria calon yang layak memimpin NTT,” ujarnya.
“Harapannya, pada tahun 2028 yang bertepatan dengan 100 tahun sumpah pemuda, muncul kelompok muda yang mampu mengubah Indonesia, kesejahteraan orang NTT bukan lagi di buntut tetapi di puncak, predikat 3 T menjadi tertinggi, terbaik dan terunggul,” imbuhnya.
Kontributor: Ano Parman
Editor: Adrianus Aba