Kupang, Vox NTT- Tujuh puluh (70) organisasi terlibat dalam aksi unjuk rasa Aliansi Rakyat NTT Menggugat yang digelar di Kota Kupang esok, Rabu (28/03/2018), pukul 09.00 Wita-selesai.
Aksi mulai di depan Polda NTT dan selanjutnya menyinggahi Kantor Pengadilan Tinggi NTT, DPRD NTT, Kejaksaan Tinggi NTT, dan berakhir di Kantor Gubernur NTT.
Lani Koroh dari komunitas teater perempuan biasa mengatakan, aksi tersebut bukan hanya melibatkan pihak yang peduli dengan masalah perdagangan orang atau human trafficking .
Dalam rencananya kata dia, para keluarga korban human trafficking juga terlibat dalam aksi unjuk rasa.
“Jadi kami perempuan dan mama-mama yang sudah sampai hari ini bahkan sudah belasan tahun ditinggal oleh suaminya, walaupun saat perginya berangkat secara legal tetapi sampai hari ini tidak tau keberadaannya. Jadi, tidak hanya komunitas peduli perdagangan orang,” tegas Lani saat jumpa pers di Aula IRGSC, Selasa (27/03/2018) sore.
Sementara itu, Umbu Wulang dari Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) NTT mengatakan, aksi esok bukan yang pertama dan terakhir.
“Ini rentetan atau akumulasi dari kekecewaan rakyat, kita melihat bahwa pemerintah kita, yudikatif, legislatif, maupun eksekutif. Kita melihat seperti tidak berdaya menghadapi mafia perdagangan manusia. Seperti tidak berdaya untuk mengurus urursan-urusan yang berkaitan dengan keselamatan rakyatnya sendiri terutama rakyat yang keluar dari pulau ini untuk bekerja atau mencari nafkah di tempat-tempat lain terutama di luar negeri,” ujar Umbu.
“Kita meliahat pemerintah mengabaikan atau meremehkan suatu situasi kemanusiaan dimana ada banyak anak-anak NTT yang terlantar di luar negeri, ada banyak rakyat NTT yang mati di luar negeri,” tambah dia.
Umbu menegaskan, rakyat NTT bekerja di luar negeri adalah akibat dari kegagalan negara dalam mengurus provinsi itu dengan baik. NTT juga mengalami krisis ekologi, pengelolaan sumber daya alam, dan penjarahan ruang hidup masyarakat .
“Aksi esok itu bukan melihat segelintir orang atau individu yang merasa ini adalah persoalan besar. Kita mengharapkan ini persoalan politik masyarakat NTT yang bisa juga akan terjadi di keluarga kita sendiri dan bisa terjadi pada teman-teman kita sendiri, oleh karena itu kita mengajak komunitas maupun individu-individu di NTT terutama esok yang ada di Kota Kupang untuk bisa bergabung dalam aksi ini,” ajak Umbu.
Aksi ini juga lanjut dia, untuk mengingatkan kepada pemerintah bahwa ada persoalan serius terkait human trafficking dan ketenagakerjaan .
“Aksi esok itu sebagai pemicu awal di NTT bagaimana masyarakat NTT sudah harus lebih berani atau lebih terbuka untuk menyampaikan kesadaran-kesadaran kritis yang selama ini bisa jadi tidak dikeluarkan pada publik terutama pada pemerintah daerah,” ujarnya.
Umbu menambahkan, seluruh massa aksi akan menggunakan pakaian adat dari masing-masing daerah.
“Kita berharap semua yang hadir esok menggunakan budaya NTT bahwa perlawanan kita ini adalah perjuangan kebudayaan. Jadi ini bukan hanya soal perjuangan kontenporer atau perjuangan modern tapi ini adalah perjuangan kebudayaan kita bersama di NTT,” tutupnya.
Penulis: Tarsi Salmon
Editor: Adrianus Aba