Ruteng, Vox NTT- Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI), Petrus Salestinus angkat bicara terkait tragedi penembakan Ferdinandus Taruk (24), warga Sondeng, Kelurahan Karot, Kecamatan Langke Rembong-Ruteng, 27 Maret 2018 lalu.
Dia mendesak Polres Manggarai segera memastikan sekaligus menunjukan tangung jawabnya sebagai institusi negara yang wajib melindungi masyarakat tanpa terkecuali.
“Jangan biarkan Manggarai menjadi “The Killing Fields” atau “Ladang Pembantaian” nyawa manusia,” tegas Salestinus dalam siaran persnya yang diterima VoxNtt.com melalui pesan WhatsApp, Minggu (1/4/2018).
Bagi Salestinus, Ferdinandus Taruk merupakan korban kesekian kalinya yang terluka dengan peluru bersarang di kepalanya akibat terjangan peluru yang diduga berasal dari oknum anggota kepolisian.
Kejadian serupa, jelas Salestinus, pernah terjadi pada 23 September 2017 yang lalu di Manggarai Timur. Saat itu, Hilarius Woso, warga Kelurahan Kota Ndora, Kecamatan Borong, juga ditembak oleh oknum bersenjata yang diduga oknum Polres Manggarai.
“Kemudian peristiwa yang sama terjadi juga pada tanggal 4 Juli 2013, dua orang nelayan yang berasal dari Pulau Pemana di Sikka, Maumere yaitu, Salim Umar Al Asis (15 thn) dan Bahruddin Labaho (45 thn) yang kebetulan berlayar dekat perairan Reo-Riung, juga menjadi korban penembakan oknum anggota Polres Manggarai, yang mengarahkan laras senjatanya ke kepala korban yang berprofesi sebagai nelayan tradisonal asal Pulau Pemana, Sikka, Maumere,” jelasnya.
Terlepas dari siapapun pelaku dan siapa korbannya, kata Salestinus, peristiwa penembakan yang mengakibatkan Ferdinandus Taruk terluka hingga kini masih berbaring di rumah sakit, sungguh meresahkan dan memilukan keluarga korban dan masyarakat Manggarai.
“Karena kejadian yang menakutkan itu terjadi pada saat umat Kristiani di Ruteng akan merayakan Hari Suci Paskah. Selain itu juga belum ada hasil yang nyata dari upaya kepolisian setempat untuk menemukan dan mengungkap identitas pelaku penembakan tersebut, membuat warga merasa Polisi tidak maksimal dalam menciptakan ketenteraman,” pungkasnya.
Menurut Salestinus, Polisi seharusnya memberikan prioritas tinggi berupa jaminan keamanan bagi warga Ruteng yang akhir-akhir ini tergolong tidak aman karena beberapa kali terjadi penembakan secara misterius terhadap warga sipil.
“Hal ini akan berpotensi menurukan kepercayaan masyarakat Manggarai terhadap Institusi Polri, khususnya Polres Manggarai. Kapolres Manggarai harus bertanggung jawab dan harus memberikan pernyataan yang menyejukan, mengayomi dan melindungi masyarakat dari tindakan brutal siapapun, sekalipun itu adalah oknum anggota Polri di Manggarai,” ujarnya.
“Jika kemudian ternyata pelaku penembakannya adalah anggota Polri, maka Kapolres Manggarai harus meminta maaf kepada keluarga korban dan membayar ganti rugi atas segala kerugian yang diderita korban serta harus ada jaminan bahwa kejadian serupa, sebagai bentuk penyalahgunaan senjata api dan penyalahgunaan wewenang harus diakhiri,” tambahnya.
Kontributor: Ano Parman
Editor: Adrianus Aba