Ende, Vox NTT-Pasca Operasi Tangkap Tangan (OTT) oleh KPK terhadap calon gubernur Marianus Sae, para pendukung Marianus-Emi Nomleni seperti ayam kehilangan induk. Bahkan sebagian yang dihimpun mengambang tak menentukan pilihan. Mengapa?
Sosok kepemimpinan Marianus dimata pendukungnya, merupakan pemimpin yang kuat, tangguh dan penuh harapan untuk membangun NTT. Catatan para pendukung mengingat metode kerja bottom-up oleh bupati dua periode itu di Kabupaten Ngada dengan track record merakyat.
Namun, harapan pendukung pupus lantaran Marianus dijerat oleh lembaga anti rasuah dalam operasi tangkap tangan di Surabaya, Minggu (11/2/2018). Marianus ditangkap karena diduga suap Rp 4,1 Miliar dari Wilhelmus Iwan Ulumbu, Dirut PT Sinar 99 Permai.
Marianus Sae sendiri memang telah menjadi Bupati Ngada selama dua periode. Ia pertama kali terpilih sebagai bupati pada tahun 2010 berpasangan dengan Paulus Soliwoa.
Ketika itu, pasangan dengan tagline “Paket Mulus” bahkan mengalahkan tujuh kontestan yang maju pada Pilkada Ngada waktu itu.
Pilkada berikutnya pada tahun 2015, Marianus-Soliwoa kembali bertarung. Bahkan mereka keluar sebagai pemenang dengan torehan suara 78 persen.
Perolehan suara yang cukup signifikan ini, catatan dunia politik Marianus terbilang berpengaruh di Ngada. Apalagi, ia mampu mengeluarkan kabupaten itu dari status daerah tertinggal melalui program ekonomi, pendidikan, kesehatan dan infrastruktur yang direncanakan bersama rakyat.
Rekam jejak Marianus di Kabupaten Ngada menjadi ringkasan kecil masyarakat seantero, terutama para pendukungnya. Marianus akhirnya meningkatkan karir politik ke papan atas dengan mencalonkan diri sebagai gubernur NTT yang diusung oleh PDIP dan PKB.
Diawal road show dengan menggunakan motor trail keliling NTT, Marianus kerap diperbincangkan. Model kampanye halus yang dilakukan hingga akar rumput membuat karir politik melejit.
Tak heran masyarakat bahkan pendukung fanatik Marianus gencar mensosialisasikan.
Setelah dijerat dengan kasus suap oleh KPK, nama Marianus menurun. Bahkan sangat drastis setelah ditetapkan sebagai tersangka. Lalu bagaimana dengan nasib pendukung? Apakah mereka terus mendukung Paket Marhaen dengan tanpa Marianus?
Salah seorang pendukung Marianus-Emi asal Golewa, Kabupaten Ngada, Robertus Goru mengaku tak menyangka Marianus dijerat dengan kasus hukum. Awalnya, ia tak percaya dengan kondisi yang menimpah Marianus.
Gugurnya Marianus dalam kancah politik, membuat Robertus memilih golput. Sebab menurut dia, tidak ada pemimpin dari empat pasangan calon gubernur yang terbukti merakyat.
Namun, berdasarkan pengamatan selama masa kampanye, Robertus malah melirik pasangan Benny K. Harman dan Benny A. Litelnoni. Konsep pembangunan pasangan ini dinilai berbasiskan masyarakat.
Menurut dia, sistem pembangunan jika dilibatkan masyarakat justru akan membawa dampak yang positif.
“Karakter saya berbeda dengan mereka yang lain. Kalau membangun melibatkan masyarakat, saya setuju. Saya suka itu,” katanya kepada VoxNtt.com, baru-baru ini.
Dilain sisi, kata Robertus, paket Harmoni menjamin kehidupan masyarakat lebih sejahtera. Khusus bagi petani.
Penawaran kartu modal petani dan peternak, jelas dia, justru memberi harapan baru terhadap petani di NTT. Sehingga, semangat masyarakat untuk bekerja terpacu.
“Itu kan solusi menurut saya. Kan ada asuransi petani tuh. Nah, masyarakat petani selama ini, mana ada diperhatikan. Janji-janji saja, selesai,”ucap dia.
Hal senada juga disebut Melkior A. Senda dan Patris Jawa, pendukung Marianus Sae asal Ende dan Raja Nagekeo.
Melkior dan Patris mengaku pernah mengikuti kampanye ideologis oleh calon gubernur NTT, Benny Harman. Program Benny yang dominan menyisir dari desa sama persis program Marianus yang slogan adalah membangun dari desa.
Menurut mereka, salah satu program prioritas yang dibaca dalam pamflet paket Harmoni adalah membangun desa menyala (listrik), air bersih, kredit tanpa jaminan, beasiswa dan pembenahan infrastruktur.
“Banyak desa di NTT yang belum masuk listrik, air kurang, jalan rusak. Ini mungkin menurut kami perlu diperhatikan. Dan pak Benny kalau jadi gubernur nanti perlu adanya terobosan untuk membangun,”ucap Melkior di Ende, 26 April lalu.
Sementara Patris menuturkan, pasangan ini merupakan pasangan yang solutif untuk membangun daerah NTT. Menurut dia, pemimpin perlu berkolaborasi dengan rakyat agar setiap pembangunan dapat berjalan dengan baik.
“Kalau pak Marianus sudah tidak, saya kira pak Benny adalah solusi. Karena apa, programnya dipercaya dan kami yakin (Benny gubernur) semua dapat berjalan dan masyarakat sejahtera,”kata Patris.
Penulis: Ian Bala
Editor: Adrianus Aba