Jakarta, Vox NTT- Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan Panglima Tentara Nasional Indonesia, Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Jenderal Tito Karnavian menyelidiki kasus pembunuhan puluhan pekerja PT Istaka Karya di Kabupaten Nduga, Papua.
Hal itu disampaikan Jokowi kepada wartawan di Jakarta, Selasa (4/12).
Pasalnya, informasi terkait kasus pembunuhan pekerja proyek jembatan itu terbilang simpang siur.
Jokowi mengaku, mengenal medan Kabupaten Nduga yang terjal dan minim akses komunikasi. Karena itu, ia meminta detail kasus itu terkonfirmasi terlebih dulu.
Baca: Panas, 31 Pekerja Jembatan di Papua Tewas Tertembak
“Di Nduga itu tidak ada sinyal, sehingga ini masih perlu dikonfirmasi di sana, apakah betul kejadiannya seperti itu. Saya tadi pagi sudah perintahkan Panglima TNI dan Kapolri untuk dilihat dulu. Karena ini masih simpang siur,” kata Jokowi, seperti dilansir CNNIndonesia.com.
Jokowi menyampaikan, pembangunan infrastruktur di Papua memang rentan dengan masalah keamanan. Karena itu, pengamanan ekstra dibutuhkan demi menjalankan proyek infrastruktur di Papua, seperti melibatkan unsur TNI.
Itu pun sebetulnya sudah dilakukan pemerintah ketika akan mengerjakan proyek konstruksi di Papua. Oleh karena itu, sambung Presiden yang pernah mengendarai sepeda motor trail saat meninjau proyek infrastruktur di Papua itu menegaskan, pemerintah tak akan gentar dengan insiden ini.
“Pembangunan infrastruktur di Papua terus berlanjut. Kita tidak takut dengan hal seperti itu. Tapi kita tahu, pembangunan di tanah Papua medannya sangat sulit dan masih ada gangguan keamanan seperti itu,” ucapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, pembunuhan terhadap para pekerja proyek Istaka Karya terjadi pada hari Minggu 02 Desember 2018 di Kali Yigi dan Kali Aurak Distrik Yigi Kabupaten Nduga. Pembunuhan ini diduga dilakukan oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB).
Awalnya, dilaporkan 24 pekerja tewas dibunuh KKB danpekerja lainnya berhasil melarikan diri. Pekerja yang melarikan diri itu diamankan tokoh masyarakat setempat namun belum dapat dipastikan perkembangan terbarunya akibat sulitnya komunikasi.
Penulis: Boni J