Soe,Vox NTT – Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) darurat kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang dapat menyebabkan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS).
Pasalnya, hingga Desember 2018 tercatat sebanyak 326 kasus HIV/AIDS yang menyerang warga TTS.
Ketua Yayasan Mitra Harapan TTS, Beny Leob cukup khawatir dengan banyaknya kasus ini.
Sebab itu, Beny meminta agar kasus HIV/AIDS di TTS perlu mendapat perhatian serius dari berbagai kalangan dan pemangku kepentingan.
Beny membeberkan, dari 326 kasus HIV/AIDS lebih banyak menyasar pada kategori usia produktif yakni umur 22 sampai 44 tahun.
Pada kategori ini, kata dia, pengidap paling banyak adalah ibu rumah tangga (IRT), yakni berjumlah 91 kasus. Selanjutnya, wiraswasta sebanyak 63 kasus dan petani 67 kasus.
Beny menambahkan, pada tahun 2017 lalu, Kabupaten TTS berada pada urutan tertinggi ke-6 kasus HIV/AIDS dari 22 kabupaten/kota yang ada di Provinsi NTT.
“Penyebab paling dominan adalah kebiasaan gonta-ganti pasangan dalam berhubungan seksual,” ujar Beny kepada VoxNtt.com, Minggu (2/12/2018) lalu.
Menurut dia, Yayasan Mitra Harapan SoE turut peduli untuk memberikan berbagai edukasi kesehatan. Sebab, kasus HIV/AIDS lebih banyak menyasar pada kategori usia produktif.
Salah satu langkahnya, Yayasan Mitra Harapan menggelar aksi sosial dengan melibatkan pelajar, mahasiswa dan pemuda-pemudi di Kota SoE.
Kegiatan ini juga seiring memperingati hari AIDS se-dunia yang digelar setiap 1 Desember.
“Kegiatan hari AIDS di SoE pada tanggal 1 Desember lalu dilaksanakan dengan aksi sosial berupa pembagian pita bunga, brosur dan stiker komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) HIV/AIDS,” sebut Beny.
Dikatakan, KIE bahaya HIV/AIDS diberikan kepada sopir, tukang ojek, dan masyarakat pengguna jalan.
“Mitra Harapan melibatkan PIK (Pusat Informasi Konseling) remaja di sekitar Soe, baik itu pelajarvSMP maupun SMA serta kelompok pemuda,” tutup Beny.
Penulis: L. Ulan
Editor: Ardy Abba