Larantuka, Vox NTT-Hokeng tak hanya terkenal dengan kopi jenis robustanya. Hokeng juga punya aneka buah-buahan segar yang lezat.
Bagi Anda yang pernah bepergian ke Larantuka dan Maumere maka di sepanjang rumah makan Boru sampai pangkalan buah di pertigaan Rumah Khalwat milik Keuskupan Larantuka tampak terhampar aneka jenis buah yang dipajang. Yang paling segar tentu yang ada di pangkalan menuju Rumah Khalwat.
Sejak November sampai dengan Januari menjadi puncak panen buah. Jenis advokat mulai dari yang bulat lonjong sampai yang warnah kulit merah kecoklatan membuat ngiler dan rasanya igin segera dimakan. Apalagi dijadikan jus.
Ada lagi rambutan Hokeng yang manis dan daging buahnya yang lunak dan tebal. Selain rambutan ada lagi nenas, salak, nangka, buah mentega, pepaya, mangga sampai aneka jenis pisang.
Semua yang terpajang pada baskom-baskom pada lapak jualan tampak segar. Buah di Hokeng memang punya cita rasa yang tak tertandingi.
Lily Astika, seorang aktivis NGO Nasional yang bergerak pada bidang pertanian mengaku buah-buahan di Hokeng lezat dan bikin adem tubuh.
“Selama bertugas ke wilayah Maumere dan Flores Timur, saya memang paling suka berhenti sejenak setiap kali melewati lapak buah di Hokeng. Pisang branga dari Hokeng itu rasanya sempurna sekali. Manis dan legit,” tutur Lily kepada VoxNtt.com beberapa waktu lalu.
Fransiskus Logis Tolok, yang sudah tiga belas tahun jadi pengepul buah mengemukakan, ia bisa membiayai pendidikan anak-anak dan asap dapurnya hidup hanya karena berjualan buah.
“Pekerjaan pokok saya ini guru swasta ade, saya jualan buah ini harusnya jadi pekerjaan sampingan tapi justru yang sampingan ini yang membuat kami sekeluarga bisa bertahan hidup. Saya fokus pada buah-buah segar yang berkualitas. Selama tiga belas tahun pendapatan dari hasil menjual buah dirinya juga bisa membangun rumah permanen. Kami ini guru swasta ade jadi musti pintar-pintar cari kerjaan sampingan,” aku Frans, demikian disapa.
Frans berkisah, buah-buah segar yang dijual istrinya di lapak buah Hokeng selalu jadi rebutan para pembeli. Tidak hanya orang kita yang beli tapi juga wisatawan mancanegara.
“Pernah buah avokad segar kami diborong oleh pembeli dari Korea Selatan,” demikian tuturnya.
Selain menjual buah-buahan dari kebun , Frans bersama istri juga membeli ke kebun-kebun warga. Ya, saya macam pengepul begitu.
Setelah itu, sang istri yang akan menjualnya ke lapak buah. Sedangkan anak-anak kadang ikut membantu ibu mereka berjualan.
“Mimpi besar saya adalah menjadikan buah-buahan Hokeng yang segar dan lezat bisa dikemas dalam kemasan dan bisa dijual ke rumah-rumah makan dan hotel-hotel di kota Maumere dan Larantuka. Setelah itu kami coba merambah kota Kupang. Ini impian ade, kami yakin kami bisa,” tutur Frans.
Dia berharap buah-buahan Hokeng suatu waktu akan terkenal ke seantero Nusantara. Apalagi didukung oleh tanah di Hokeng yang memang subur.
Tepat berada di bawah kaki gunung berapi Lewotobi menjadikan alam Hokeng subur dan tumbuh aneka jenis buah-buahan yang bercita rasa lezat pada lidah semua yang menyantapnya.
Penulis: Engky Ola