(Menuju LOKNAS PMKRI di Bandung)
Oleh: Oyan Tibo
Ketua DPC PMKRI Cabang Ende Periode 2018/2019
Perubahan selalu disebut sebagai sebuah proses yang berkesinambungan. Sifat dasar perubahan secara lebih jauh dapat kita amati pada perubahan yang dialami spesies, individu dan organisasi.
Pada prinsipnya, spesies perlu beradaptasi dan berubah terhadap perubahan lingkungan jika mereka ingin bertahan hidup.
Spesies homo sapiens berkembang dan terus menerus berubah. Ciri-ciri fisik adalah contoh perubahan yang paling jelas kelihatan. Karakter, emosional dan intelektual juga mengalami perubahan yang signifikan. Sebab itulah, kita tidak sama dengan spesies manusia 100 tahun yang akan datang. Kita juga tidak sama lagi dengan spesies 10.000 atau 5000 tahun lalu (Stewart 1997)
Ada dua faktor penting yang menyangkut perubahan individu, yakni bahwa perkembangan dan perubahan yang berkaitan dengan karakteristik-karakteristik intelektual dan emosional terjadi melalui proses belajar karena belajar merupakan kunci perubahan diri.
Kita tidak dapat mengerti organisasi tanpa memahami manusia sebagai spesies dan individu. Dalam prespektif organisasi perubahan adalah fenomena alami.
Perubahan adalah proses yang berkesinambungan dan terus menerus berlanjut. Tujuan terjadi perubahan itu adalah membantu kelangsungan hidup dan pertumbuhan. Sementara itu untuk kelangsungan hidup tergantung pada proses peradaptasian dengan lingkungannya yang berubah.
Pada saat yang bersama, lingkungan dapat dipengaruhi dan dibentuk tindakan-tindakan dan dan keputusan-keputusan organisasi. Dalam hal ini, belajar dari pengalaman adalah penting untuk proses adaptasi dan perubahan yang sukses.
Dalam perubahanya, organisasi pada dasarnya menghadapi dua permintaan yakni perubahan eksternal dengan melakukan adaptasi eksternal dan perubahan internal dengan melakukan integrasi internal, jika ingin mempertahankan hidup dan terus bertumbuh (Schein, 1988).
Tujuan dan fokus dari usaha tersebut adalah pengelolaan perubahan itu sendiri. Kebutuhan untuk melakukan adaptasi eksternal adalah sebuah keharusan bagi sebuah organisasi untuk bertahan di tengah kondisi sosial kemasyarakatan yang juga berubah secara terus menerus. Artinya, kebutuhan itu muncul karena sebuah organisasi tidak akan pernah bisa mapan dalam seluruh masa sementara ia hadir dalam masa yang selalu berubah.
Sementara kebutuhan untuk melakukan integrasi internal timbul karena adanya disversifikasi individu-individu manusia sebagai citra Allah yang unik. Perkembangan emosional dan intelektual setiap individu yang unik mengakibatkan munculnya berbagai variasi nilai-nilai, kepercayaan-kepercayaan, tingkah laku dan sebagainya.
Individu-individu yang unik tersebut berkumpul dalam sebuah organisasi. Mereka dituntut untuk berubah menjawabi tantangan zaman. Terhadap perubahan organisasi tersebut akan ada sejumlah individu yang mampu bersikap konsisten dan sebagaian lagi bersikap tidak konsisten terhadap perubahan.
Maka, mengelolah perubahan dalam konteks ini adalah mengendalikan energi dan tingkah laku dari anggota organisasi ke arah yang diinginkan sesuai dengan perubahan yang terjadi di sekelilingnya. Dengan kata lain, tantangan terbesar yang sesungguhnya dihadapi oleh organisasi (khususnya PMKRI) adalah perubahan itu sendiri.
Tuntutan berubah, sejatinya berawal dari dorongan yang muncul dari dalam diri kita sendiri. Dengan mengangkat wawasan yang lebih tinggi dilingkungan sekeliling kita akan melihat sejatinya lingkungan dan diri kita sendiri. Kita akan melihat alam, masyarakat dan teknologi serta tatanan kehidupan masyarakat yang cepat berubah.
Kita juga merasakan bahwa masing-masing kita berada dalam pusaran perubahan itu. Oleh karena itu PMKRI dalam waktu dekat akan melakukan perubahan dalam tubuh PMKRI yakni Lokakarya Nasional Transformasi Organisasi dengan tema ‘Transformasi Organisasi di Era Digital Menuju Habitus Baru PMKRI yang Kontekstual’.
Tema ini mengarahkan insan PMKRI ke arah habitus baru di era milenial ini. Hemat saya, PMKRI mesti berubah dan beradaptasi dengan perubahan zaman yang tidak bisa dielakan lagi. Baik kita pertahankan, yang kurang kita lengkapi, yang belum kita adakan, yang sulit adaptasi mari kita beradaptasi.
Mari kita berubah menuju organisasi kekinian dengan semangat Magis Samper menuju habitus baru yang kontekstual. Semoga!