Borong,Vox NTT- Warga Kakang, Desa Pong Ruan, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Mangggarai Timur (Matim), NTT memasang dinding darurat dari bilahan bambu di PAUD Bangkit Maju Wae Tuan, Sabtu (12/1/2019).
Dinding PAUD yang dibangun Desember 2018 lalu ini tampak roboh. Wargapun berusaha menutup dinding roboh itu dengan memanfaatkan bilah bambu.
Kendati kondisi PAUD yang memprihatinkan, warga sangat senang dan bersyukur lantaran mereka tidak lagi mengantarkan sang buah hati untuk bersekolah di desa tetangga.
“Kami merasa sangat kewalahan untuk antar dan jemput anak-anak kami ke sekolah karena jaraknya menempuh berkilo-kilo. Tapi setelah kami mengetahui ada PAUD yang dibuka di desa kami, hati kami merasa senang,” tutur Eldy Saputra, warga desa Pong Ruan.
PAUD Bangkit Maju merupakan inisiatif dari Aurelia Intan Seda.
Intan demikian ia disapa mengaku sejak dibentuk, PAUD Bangkit Maju belum memiliki tanah dan gedung sendiri. Untuk sementara mereka hanya memanfaatkan gedung Aula Stasi Wae Tuan.
Meski sarana dan prasarana masih minim, kata dia, para guru merasa termotivasi untuk mengadakan proses belajar mengajar terhadap anak-anak PAUD. Mereka terpaksa harus rela duduk di atas lantai tanah yang beralaskan terpal seadanya.
Intan juga mengaku, PAUD Bangkit Maju masih menunggu surat izin dari dinas terkait.
“Berkasnya kami sudah serahkan pada bulan Desember lalu,” ungkapnya.
Meskipun belum mendapatkan izin, kata dia, aktivitas belajar mengajar tetap dilakukan.
“Kami belum mendapatkan dana apa-apa. Memang proposal untuk minta surat izin, kami sudah buat. Tinggal menunggu surat izin dari dinas sekarang. Tanah untuk bangun gedung juga kendala,” jelas Intan.
Selaku pengelola, ia berharap semoga proses perizinan dan juga akan ada bantuan sarana dan prasarana.
“Besar harapan kami semoga rekomendasi izin bisa diproses secara cepat dan semoga gedung serta tanah bisa difasilitasi dengan baik demi berjalannya PAUD ini ke arah yang lebih baik,” harap Intan.
Sampai saat ini, jumlah peserta PAUD yang tergabung sudah mencapai 37 orang anak dan memiliki 3 orang guru.
Hingga berita ini diturunkan dinding gedung tersebut masih diperbaiki oleh warga.
Penulis: Sandy Hayon
Editor: Ardy Abba