Vox NTT- Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Katolik, dr. Karolin Margareth Natasha dan jajarannya periode 2018-2019 resmi dilantik oleh Pastor Medorator Romo Johanes Hariyanto SJ di Aula Gereja Katedral Jakarta, Sabtu (12/1/2019).
Sebelumnya, dr. Karolin terpilih menjadi ketua umum pengurus pusat pemuda katolik melalui kongres di Kupang, NTT pada 7-9 Desember 2018 lalu.
Hadir dalam pelantikan tersebut Dirjen Birmas Katolik Eusabius Binsasi, Bondan Wicaksono Ketua Komisariat Daerah (Komda) Provinsi DKI Jakarta selaku ketua panitia pelaksana pelantikan, Ketua Komisariat Daerah (Komda) tingkat provinsi se-Indonesia, pengurus yang dilantik, mantan pengurus, senior dan alumni, serta undangan dari beberapa oraganisasi kepemudaan.
Bondan Wicaksono, ketua panitia pelaksana mengatakan, pelantikan tersebut sebagai proses melegitimasi kepengurusan baru.
Pengurus Pusat Pemuda Katolik diharapkan dapat mengembangkan amanah secara baik dan bertanggung jawab.
Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Katolik, dr. Karolin Margareth Natasha, mengawali pidatonya menyampaikan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kembali kepadanya untuk menahkodai Pemuda Katolik selama tiga tahun ke depannya.
Ia juga menyampaikan terima kasih atas kesediaan dari rekan pengurus baru untuk bersama membangun Pemuda Katolik.
Menurut dr. Karolin, menjadi Pengurus Pemuda Katolik bukanlah pekerjaan yang mudah.
”Hal yang harus kita perlu garis bawahi adalah kita mau apain organisasi yang sudah ada dan terhitung sudah tua dari usianya ini?. Mari waktunya kita membangun sumber daya manusia, meningkatkan kapasitas kita sebagai anggota dan kader,” ucap dr. Karolin.
Pemuda Katolik, kata dia, harus hadir di tengah umat dan masyarakat. Sebab dengan begitu Pemuda Katolik akan berkontribusi dalam memajukan bangsa Indonesia.
Dikatakan, Pemuda Katolik memerlukan kerja sama dan terus menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
”Tentu kita ingin oraganisasi ini untuk menjadi lebih baik dari periode ke periode. Namun kerja sama dan kerja keras, serta tanggung jawab dari masing-masing kita yang dapat mewujudkan itu semua,” katanya.
Ia berpesan kepada segenap pengurus Pemuda Katolik di seluruh tingkatan, mulai dari pusat hingga daerah untuk terus menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
”Terutama kita memasuki tahun politik atau pesta demokrasi. Kita mesti ikut membantu menciptakan ketertiban dan kedewasaan dalam berpolitik yaitu saling menghormati dan menjaga persaudaraan di antara kita anak bangsa,” ujar dr. Karolin.
Niko Uskono mewakili dewan pembina dalam sambutannya memberikan apresiasi kepada ketua umum dan jajaran pengurus.
Menurut Niko, secara nyata perkembangan Pemuda Katolik telah terbentuk di seluruh tingkat provinsi, kabupaten, bahkan ada di tingkat kecamatan.
Ia menegaskan, hal ini bukan pujian. Tetapi sebagai modal untuk membuat organisasi Pemuda Katolik menjadi lebih kuat.
”Saya mengibaratkan Pemuda Katolik seperti sebuah kereta yang sudah ada. Hanya bagaimana harus disetel agar jangan terlampau cepat dan juga terlampau lambat,” tukas Niko.
Pastor Medorator, Romo Johanes Hariyanto SJ dalam khotbah mengimbau agar Pemuda Katolik memiliki jiwa keberanian dalam mengambil peran di tengah masyarakat.
“Kalau saya dengar ada Pemuda Katolik yang juara I paduan suara dalam menyanyi, saya tidak memberikan apresiasi dan bangga, sebab itu bukanlah tugas kalian. Tetapi kalau ada Pemuda Katolik yang menjadi garda terdepan dalam memajukan pembangunan bangsa baik melaui politik, birokrat atau apa saja maka saya akan acungkan jempol,” ujar Romo Johanes.
Menurut dia, tugas Pemuda Katolik adalah memajukan pembangunan bangsa. Pemuda Katolik, kata dia, harus berani.
Dirjen Bimas Katolik Eusabius Binsasi dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada Pemuda Katolik yang terus ikut membantu dan membangun bangsa.
”Profisiat kepada pengurus yang dilantik. Saya sungguh tertarik dengan tema pelantikan kepengurusan ini yaitu membangun kepemimpinan organisasi yang sinergis dan transformatif,” kata Eusabius.
Ia berharap seluruh elemen organisasi Kekatolikan, baik Pemuda Katolik, WKRI, Vox Point, PMKRI, KMK, OMK dan lainnya saling bersinergi dan bergandengan tangan dalam membangun bangsa Indonesia dan membangun umat.
Acara pelantikan ini, kata dia, dilakukan secara sederhana dan memilih Aula Katedral Jakarta karena memiliki nilai historis.
“Saat ini saudara kita ada yang dirundung duka dan sedih tertimpa bencana alam dan untuk itu kita harus bersolider dan turut merasakannya,” kata Eusabius.
Aula Katedral Jakarta, lanjut dia, memiliki catatan sejarah perjuangan tentang kontribusi Katolik dalam perjalanan bangsa.
Bahkan bendera pusaka Indonesia diabadikan di Aula Katedral Jakarta.
Penulis: Ardy Abba