Borong, Vox NTT- Belum sampai sebulan, 31 pasien di Kabupaten Manggarai (Matim), didiagnosis terkena penyakit demam berdarah dengue (DBD).
Hal tersebut disampaikan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P3), Dinas Kesehatan Kabupaten Matim, Regina Malon saat ditemui VoxNtt.com di ruang kerjanya, Jumat (25/1/2019).
“Hingga minggu keempat, hari kelima bulan ini sudah 32 kasus saspek, artinya masih ada dari 32 itu yang belum tentu DBD. Jadi yang sudah pasti DBD ada 31 kasus, 1 saspek,” aku wanita yang akrab disapa Gin itu.
Dikatakannya, kasus DBD di Matim sudah mulai sejak November 2018 lalu, namun tren peningkatannya terjadi pada bulan januari 2019.
“Minggu ini sudah hampir tiap hari ada kasus,” tuturnya.
Nyamuk Elit
Dari 31 kasus itu, kata dia, ada grade 1, 2 dan 3. Dan pada grade 3, sudah ada satu pasien yang meninggal, pada minggu kedua Januari 2019 di Puskesmas Borong.
“Anak umur 3,9 tahun, itu dari Desa Bangka Kantar,” imbuhnya.
Diakuinya, paling banyak tren kenaikannya itu di wilayah Kecamatan Borong, yakni Puskesmas Borong.
“Puskesmas Borong paling banyak yakni 20 kasus,” ungkapnya.
Dengan adanya tren kenaikan penyakit DBD, pihaknya sudah memberikan imbauan ke puskesmas, pustu, poskesdes yang ada di Matim khususnya di kecamatan yang ada kasus.
Kendati demikian kata dia, tidak menutup kemungkinan untuk kecamatan yang belum ada kasus agar tetap melakukan kewaspadan dini terhadap peningkatan kasus yang berpotensi wabah atau KLB.
Menurutnya, nyamuk DBD biasanya muncul pada musim hujan yang tidak menentu dan proses perkembangbiakannya di tempat atau genangan air yang bersih atau jernih.
“Boleh dikatakan dia ini nyamuk elit, tidak di tempat yan kotor. Dan gigitnya pada siang hari bukan malam hari,” ujarnya.
Imbauan
Gin mengaku, selain memberikan surat imbauan kepada 25 puskesmas, pihaknya sudah menyampaikan ke semua camat di Matim agar memperhatikan kebersihan lingkungan di masyarakat.
Kata dia, untuk kegiatan pemberantasan sarang nyamuk, melalui kegiatan 3 M (menguras, menutup, memanfaatkan kembali sampah yang masih bisa didaur ulang).
Menurutnya, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan masyarakat dalam upaya mencegah DBD.
Pertama, setiap warga harus memantau jentik nyamuk yang ada di rumah dan sekeliling rumah. Karena itu yang menjadi sumbernya. Kalau itu yang berantas, kata Gin, maka sudah tidak ada lagi nyamuk penyebab DBD.
Kedua, melakukan fogging, khusus untuk mereka yang sudah positif DBD. Karena fogging ini, jelas dia, hanya untuk membunuh nyamuk dewasa, tetapi jentik tidak bisa.
Ia juga menambahkan, air yang ditampung harus ditutup, sehingga tidak terjadi perkembangbiakan nyamuk.
Gejala
Menurutnya, gejala DBD perlu diperhatikan sedini mungkin. Dijelaskan,
demam, panas dingin, nafsu makan kurang, pusing, mual, sakit di ulu hati bintik merah di tangan, dan gusi berdarah merupakan gejala DBD.
“Pemeriksaan darah harus di tes di puskesmas, jangan tunggu sampai 7 hari, jangan sampai di grade 3,” tukasnya.
Penulis: Sandy Hayon
Editor: Ardy Abba