Mbay, Vox NTT-Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang ditangani Puskesmas Danga Kabupaten Nagekeo saat ini menurun dari sebelumnya.
Sejak awal Januari 2019 sampai saat ini baru satu kasus DBD. Sedangkan sejak awal Januari tahun 2018 sebanyak 9 kasus DBD.
“Total kasus DBD yang kita tangani sejak awal tahun 2018 ada 16 orang. Yang lebih banyak kasus DBD itu awal Januari 2018 sebanyak 9 kasus. Kalau diawal tahun 2019 sampai saat ini baru satu kasus DBD,” kata Kepala Puskesmas Danga, Claudia Pau saat ditemui VoxNtt.com di ruang kerjanya, Kamis (31/1/2019) siang.
Claudia mengaku jumlah kasus DBD yang ditangani di Puskesmas Danga di awal tahun ini mengalami penurunan.
Dikatakan dari beberapa kasus DBD yang ditangani sejak tahun 2018 sampai diawal 2019 tidak ada korban jiwa. Pihaknya berupaya melakukan pengobatan sesuai standar operasional prosedur (SOP), mulai dari pasien datang, diperiksa, pengobatan sampai benar-benar-benar sembuh.
“Puji Tuhan, sampai saat ini tidak ada pasien yang meninggal. Karena kami berkomitmen melakukan pengobatan sesuai standar,” kata Claudia.
Dikatakannya, penyakit yang disebabkan oleh Virus Dengue melalui gigitan nyamuk aedes aegypti biasa terjadi ketika memasuki musim hujan. Karena genangan air memudahkan berkembangbiaknya jentik nyamuk.
Menurutnya, berjangkitnya penyakit DBD disebabkan beberapa faktor. Salah satunya yaitu kebersihan lingkungan.
Karena itu, dikatakan Claudia, pihaknya langsung terjun ke lapangan untuk melakukan penyelidikan, melihat lingkungan, rumah dan jentik-jentik yang ada.
“Untuk mengatasi DBD selama ini kita melakukan kunjungan dan melakukan kerja sama lintas sektor, peyuluhan ke desa-desa, pemantau jentik nyamuk ke rumah warga, pembagian abate, melakukan koling, memasang sepanduk, dan melakukan penempelan stiker-stiker tentang atasi DBD,” ujarnya.
Diakuinya, dari semua pasien DBD yang berkunjung untuk melakukan pengobatan, sudah positif terjangkit penyakit itu sebelum pihaknya melakukan pencegahan.
Dikarenakan, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui ciri-ciri atau gejala penyakit DBD.
“Biasanya, pengidap DBD biasanya timbul gejala demam dua sampai tujuh hari. Bintik-bintik di daerah tubuh, salah satunya di bagian tangan. Jika melihat tanda tersebut segera bawa ke puskesmas untuk menjalani perawatan lebih lanjut,” imbuhnya.
Claudia mengungkapkan, untuk melakukan pencegahan penyakit demam berdarah dapat dilakukan dengan prilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan sekitar.
Rumah yang rentan menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk dapat menerapkan 3M (Menutup, Menguras dan Mengubur) untuk meminimalisasi terjadinya DBD.
“Karena PHBS maupun 3M merupakan cara paling mudah dan sederhana untuk diterapkan masyarakat tanpa harus mengandalkan tim medis,” ujarnya.
Ia meminta masyarakat di Kecamatan Aesesa untuk lebih memperhatikan kebersihan di sekitar ruang lingkup tempat tinggal masing-masing. Karena tidak bisa hanya mengandalkan petugas kesehatan, tetapi masyarakat juga harus berperan aktif.
“Jika kita bersama-sama melakukan pencegahan, saya yakin angka penderita demam berdarah tidak akan bertambah,” ujarnya.
Penulis: Arkadius Togo
Editor: Ardy Abba