Mbay, Vox NTT-Kurang lebih 90 anak muda Desa Aeramo, Kecamatan Aesesa yang tergabung dalam komunitas Laskar Batik Green (LBG) bersama sejumlah wartawan yang bertugas di Kabupaten Nagekeo menanam anakan Bakau Putih di kali yang terletak di wilayah pesisir pantai Nagelewa, Aeramo.
Selain penanaman anakan Bakau Putih, mereka juga mengoker anakan manggrof. Adapun tujuannya, adalah semata-mata untuk merawat ekosistem yang terdapat di wilayah itu. Selain itu, aktivitas yang dilakukan secara suka rela itu juga sebagai bentuk kecintaan LBG alam di desa itu.
Demikian diungkapkan Koodinator LBG, Jeck Ahi kepada Voxntt.com di sela-sela kegiatan penanaman anakan bakau di Nagelewa, Jumat (01/02/2019) pagi.
“Kita hari ini program kerjanya tanam Bakau Putih sebanyak 100 anakan di zona lapisan kedua di wilayah Pantai Nagelewa, Desa Aeramo. Selain tanam bakau, kita juga lakukan pengokeran anakan Manggrof,” ujar Jeck.
Menurut Jeck, mereka tidak menanam langsung di bibir pantai dan memilih menanam di bibir kali, tepatnya sekitar 300 meter dari bibir pantai. Hal itu kata dia, untuk melindungi tanaman tersebut dari amukan abrasi.
“Kita lebih memilih tanam di zona kedua atau di wiayah kali, karena untuk jangka panjang. Kalau saat ini kita tanam di wilayah pesisir pantai Nagelewa, saat ini terjadi abrasi. Itu hanya buang tenaga. Karena tidak menjamin untuk menahan air laut,” ujar Jeck.
Dia menambahkan, kegiatan ini adalah murni inisiatif dari anak-anak muda Aeramo yang tergabung dalam komunitas LBG tanpa campur tangan dari pihak pemerintah atau lembaga lainnya.
“Kita lakukan ini adalah bentuk kecintaan terhadap alam kami di Desa Aeramo. Tidak ada campur tangan dari pihak mana pun,” ujarnya.
Dikatakan Jeck, saat ini ancaman abrasi yang terus menggerus wilayah pesisir pantai adalah tanggung jawab bersama, masyarakat dan seluruh unsur pemerintahan Kabupaten Nagekeo.
Karena itu, lanjut dia, pemerintah dan DPRD harus terlibat aktif dalam upaya menyelamatkan wilayah pesisir tersebut sebelum menimbulkan korban material dalam jumlah yang besar.
“Kalau ini tidak segera ditangani secepatnya, tidak menutup kemungkinan ratusan hektare kolam yang ada di pesisir pantai Nagelewa akan hancur total. Bukan hanya itu, tetapi ekosistem yang ada akan habis dan tidak dapat dinikmati lagi oleh generasi muda Aeramo yang berikutnya,” tandasnya.
Penulis: Arkadius Togo
Editor: Boni J