Mbay, Vox NTT-Kasus demam berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Nagekeo dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan.
Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Nagekeo, pada tahun 2018 terdapat 35 kasus DBD terhitung dari bulan Oktober hingga bulan Desember. Namun tidak ada yang meninggal dunia.
Sedangkan di tahun 2019 terhitung bulan Januari ini terdapat 6 kasus DBD masing-masingnya 5 orang dari Kecamatan Boawae dan 1 orang dari Kelurahan Danga, Kecamatan Aesesa.
“Untuk kasus DBD di Nagekeo pada tahun 2019 dilihat dari data sedikit menurun. Dari 7 Puskesmas yang ada di Nagekeo baru dua yang dilaporkan. Yakni puskesmas Kecamatan Boawae 5 orang dan Puskesmas Danga 1 orang. Jika dilihat angka kasus DBD ini kami melihat tren turun dari tahun-tahun sebelumnya,” jelas Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Kabid P2P) pada Dinas Kesehatan Kabupaten Nagekeo, Hermelinda CS Rangga, saat dikonfirmasi wartawan, baru-baru ini.
Ia mengatakan, untuk di Nagekeo kasus DBD berkisar di angka 54 atau 30-an
Hermelinda menilai masyarakat Nagekeo sudah lebih sigap dan paham mengantisipasi serta menindak penyakit DBD.
Ia menjelaskan, upaya yang dilakukan Dinkes Nagekeo yakni dengan terus melakukan sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat di setiap kecamatan tentang bahaya DBD, cara mencegah, serta antisipasinya.
Selain itu, lanjut Hermelinda, upaya pencegahan yang dilakukan pihak Dinkes Nagekeo sejak dari bulan Oktober 2018 lalu yakni, membagikan abate ke setiap puskesmas yang tersebar di tujuh kecamatan guna diteruskan ke masyarakat melalui tenaga kesehatan yang ada di desa.
Hermelinda mengaku, pihaknya juga intens melakukan pelatihan dan budidaya tanaman pengusir nyamuk DBD sambil mengimbau masyarakat melalui tenaga kesehatan di setiap puskesmas maupun di desa untuk melakukan kebersihan lingkungan.
Itu bisa dilakukan dengan kegiatan pencegahan melalui gerakan 3M (menutup, menguras dan mengubur).
Kata dia, menguras dan menutup tempat-tempat penampungan air, membersihkan saluran pembuangan air, menutup tempat genangan, mengubur botol atau barang kecil yang dapat digenangi air.
“Karena ini merupakan cara yang paling efektif untuk mencegah terjadinya DBD. Untuk tempat/wilayah yang ditemukan kasus DBD bersama puskesmas kami akan lakukan penyelidikan ke lokasi dan dilakukan fogging. Selain itu surat edaran tentang bahaya DBD dan imbauan cara mengantisipasi DBD sudah disebar oleh pihak Dinkes ke setiap puskesmas di masing-masing kecamatan,” ungkapnya.
Penulis: Arkadius Togo
Editor: Ardy Abba